- Definisi
Hai, hai, hai. Di bulan ini kita akan membahas kajian dengan mengambil tema stigma. Udah ada yang tau belum, apa sih yang dimaksud stigma itu ? Nah, Jadi, stigma merupakan hasil dari sebuah pikiran, pandangan, dan kepercayaan negatif yang diperoleh seseorang dari masyarakat atau lingkungannya. Stigma juga berhubungan dengan kehidupan sosial yang biasanya ditujukan kepada orang-orang yang dipandang berbeda, diantaranya seperti menjadi korban kejahatan, kemiskinan, serta orang yang berpenyakitan. Bukan hanya itu aja, orang yang mendapat stigma ditandai sebagai orang yang bersalah yang dapat berupa stereotip hingga diskriminasi yang memengaruhi individu secara keseluruhan. Parah banget ya ...
- Jenis-jenis
Selanjutnya, kita akan membahas jenis-jenis stigma. Ada apa aja ya kira-kira?
Pertama, label yaitu tanda negatif dari seseorang atau sekelompok orang untuk ditujukan kepada seseorang atau sekelompok orang yang memiliki kekurangan maupun perbedaan. Kedua, prasangka yaitu anggapan-anggapan negatif terhadap seseorang maupun sekelompok orang yang kebenarannya belum teruji atau belum tentu benar adanya (hoax). Ketiga, stereotip, yaitu sebuah penilaian kepada seseorang atau sekelompok orang yang disebabkan oleh penampilan mereka dan latar belakang mereka. Keempat, diskriminasi yaitu sebuah perlakuan yang sangat tidak adil terhadap seseorang atau sekelompok orang yang memiliki perbedaan ras, suku, agama, dan golongan yang berbeda dengan pelaku diskriminasi. Kelima, pengucilan yaitu suatu tindakan yang dilakukan dan membuat seseorang merasa terasingkan, ditolak, dan bahkan dijauhi oleh orang lain sehingga mereka menganggap bahwa dirinya tidak diterima di masyarakat.
- Tipe-tipe
Stigma-stigma yang dapat melekat pada seorang perempuan, antara lain :
- Public Stigma, munculnya reaksi negatif masyarakat terhadap suatu hal. Misalnya, ketika wanita memimpin akan dianggap bitchy daripada laki-laki.
- Structural Stigma, sebuah institusi, hukum, atau perusahaan yang menolak suatu hal karena berpandang negatif terhadap hal tersebut. Misalnya, perusahaan yang menolak menerima perempuan bekerja di bidang yang biasa dikerjakan oleh laki-laki dengan pertimbangan kemampuan dan potensi perempuan tidak sekuat dan sehebat laki-laki.
- Self Stigma, menurunnya harga dan kepercayaan diri seseorang. Stigma ini muncul dari diri perempuan dimana merasa karena dirinya seorang perempuan maka enggan memimpin atau mengutarakan ide atau pendapatnya karena sudah pernah dianggap rendah oleh kelompok itu. Jadi dia sendiri merasa tidak akan didengarkan walau belum terjadi.
- Felt or Perceived Stigma, seseorang dapat merasakan ada stigma terhadap dirinya sehingga takut berada di lingkungan komunitas. Hal ini dapat menimpa wanita yang sudah terlanjur mendapat cap atau rumor negatif dari masyarakat sehingga ketika ingin membuka diri atau bergabung ke suatu komunitas, si perempuan merasa bahwa komunitas itu sudah tahu cap atau rumor buruk tentang dirinya.
- Experienced Stigma, seseorang pernah mengalami pengalaman diskriminasi dari orang lain.
- Faktor-faktor terbentuknya
Stigma mengenai perempuan dimasyarakat bukanlah hal yang langka baik stigma positif maupun negatif. Namun, stigma negatif terhadap perempuan rupanya lebih banyak ditemukan daripada stigma positif. Hal ini yang membuat ketidaksetaraan gender masih sangat terasa. Faktor-faktor terbentuknya stigma terhadap perempuan, antara lain :
1. Kurangnya Pengetahuan
Ketidaktahuan akibat kurangnya pengetahuan seseorang terhadap suatu atau banyak hal menjadi salah satu faktor stigma terbentuk.
2. Persepsi
Adanya pandangan tertentu pada perempuan kearah negatif yang dinormalisasikan tanpa menyadari dampak buruk yang akan terjadi.
3. Budaya
Budaya juga dapat menjadi faktor terbentuknya stigma negatif pada perempuan. Seperti budaya indonesia yang lebih ke arah timur dimana perempuan memakai pakaian tertutup. Budaya ini sering disalah artikan masyarakat untuk memberi stigma negatif pada perempuan yang tidak berpakaian tertutup.
- Proses terjadinya
1. Proses interpretasi dipicu dari pelanggaran norma yang dilakukan oleh seseorang. Pelanggaran norma biasanya menimbulkan stigma, namun ada yang tidak. Pelanggaran norma yang terjadi dalam masyarakat tidak semuanya mendapatkan stigma dari masyarakat. Hanya pelanggaran norma yang diinterpretasikan oleh masyarakat sebagai suatu penyimpangan perilaku yang dapat menimbulkan stigma.
2. Proses pendefinisian orang yang dianggap berperilaku menyimpang, setelah pada tahap pertama dilakukan, dimana terjadi interpretasi terhadap perilaku yang menyimpang, maka tahap selanjutnya adalah proses pendefinisian orang yang dianggap berperilaku menyimpang oleh masyarakat.
3. Perilaku diskriminasi, tahap selanjutnya setelah proses kedua dilakukan, maka masyarakat memberikan perlakuan yang bersifat membedakan (diskriminasi).
- Dampak
Jika stigma terus dibiarkan, maka akan terjadi dampak yang sangat fatal bagi kehidupan seseorang. Mereka sulit mencari bantuan, kepercayaan diri menurun (rendah diri), sehingga menarik diri dari masyarakat atau bersifat tertutup, sebab orang-orang di sekitarnya cenderung menjauh dan tidak mau terlibat kontak dengan mereka, keluarganya menjadi terganggu. Kemudian, dapat menimbulkan perasaan serta emosi negatif seperti malu, putus asa, dan terisolasi (idak mau mencari pertolongan atau pengobatan karena kurang pengertian dari keluarga, teman atau orang lain). Stigma juga dapat mendorong orang untuk menyembunyikan penyakit untuk menghindari diskriminasi, mencegah orang mencari perawatan kesehatan segera ketika mengalami gejala, mencegah mereka untuk mengembangkan perilaku hidup sehat.
- Pengaruh
Teman-teman tau gak sih kalau stigma itu memiliki pengaruh negatif yang sangat besar dan sangat berbahaya loh. Adanya stigma dapat membuat mental korban jatuh dan bahkan dapat menimbulkan tindak bunuh diri. Selain itu, tidak menutup kemungkinan bahwa korban stigma dapat melakukan balas dendam yang lebih kejam kepada pelaku maupun orang baru untuk melampiaskan amarahnya. Oleh karena itu, stigma ini harus diperhatikan dan diatasi karena tindak stigma ini sangat sensitif dan dapat menimbulkan korban jiwa.
- Contoh + Cara mengatasinya
Salah satu contoh stigma negatif terhadap perempuan, yaitu stigma terhadap perempuan yang bekerja dibidang seni terutama bidang seni seperti musik atau film. Seringkali, perempuan pada bidang ini mendapat stigma menjadi objek seksual masyarakat yang dapat berakhir pada pelecehan seksual secara verbal maupun fisik. Di mana stigma seperti ini menjadi kekhawatiran kaum perempuan untuk dapat bebas berkarya ada bidang seni. Nah, maka dari itu diperlukan cara-cara guna mengatasi stigma di tengah masyarakat sosial dimulai dari yang paling mudah dan penting adalah dari pendidikan, tidak hanya di sekolah namun juga memberi pengetahuan ke masyarakat luas. Bagaimanapun stigma berkembang dari pemikiran-pemikiran masyarakat dan juga kepercayaan mereka terhadap suatu budaya ataupun norma, dengan begitu mengatasi stigma berarti membantu masyarakat lebih berpikiran terbuka dan menghargai perempuan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI