Membongkar Taksonomi Bloom: Memahami Tujuan Pembelajaran dan Revisinya
Taksonomi Bloom telah menjadi pedoman penting bagi pendidik selama puluhan tahun, membimbing proses pembelajaran menuju pencapaian tujuan yang jelas. Dikembangkan oleh seorang ahli psikologi pendidikan bernama Benjamin Bloom pada tahun 1956, taksonomi ini telah menjadi pijakan dalam merancang kurikulum, mengajar, dan mengevaluasi pembelajaran.
Mengapa Taksonomi Bloom Penting?
Taksonomi Bloom menawarkan kerangka kerja yang terstruktur untuk mengelompokkan tujuan pembelajaran ke dalam enam tingkatan, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks. Dengan demikian, memungkinkan pendidik untuk merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kognitif siswa.
 Tujuan Pembelajaran Menurut Taksonomi Bloom:
1. Pengetahuan (Knowledge): Menempatkan fakta-fakta atau informasi ke dalam konteks yang relevan.
2. Pemahaman (Comprehension): Menginterpretasikan informasi, menggambarkan, dan menjelaskan konsep-konsep.
3. Aplikasi (Application):Menggunakan pengetahuan dan pemahaman dalam situasi baru atau konteks yang berbeda.
4. Analisis (Analysis): Menganalisis informasi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil untuk memahami hubungan antar bagian.
5. Evaluasi (Evaluation): Menilai informasi atau situasi berdasarkan kriteria tertentu.
6. Penciptaan (SynthesMembongkar Taksonomi Bloom: Memahami Tujuan Pembelajaran dan Revisinyais):** Menggabungkan bagian-bagian informasi untuk membentuk pola baru atau alternatif.
Revisi Terbaru: Taksonomi Bloom Revisi
Seiring perkembangan pendidikan dan teknologi, revisi terhadap Taksonomi Bloom telah diusulkan untuk mencerminkan perubahan dalam kebutuhan pembelajaran abad ke-21. Salah satu revisi yang terkenal adalah revisi oleh Anderson dan Krathwohl pada tahun 2001, yang menambahkan dimensi baru dan menyederhanakan istilah-istilah yang lebih kompleks.
Revisi tersebut mencakup tiga domain utama:
1. Kognitif: Seperti yang diuraikan di atas, mencakup proses kognitif dalam pembelajaran seperti mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
2. Afektif: Menyelidiki tingkat motivasi, sikap, dan respons emosional siswa terhadap pembelajaran.
3. Psikomotor: Melibatkan kemampuan fisik dan motorik, seperti keterampilan dalam mengoperasikan peralatan atau melakukan tugas-tugas yang melibatkan gerakan fisik.
Kesimpulan
Taksonomi Bloom tetap menjadi alat yang berharga bagi pendidik dalam merancang pengalaman pembelajaran yang bermakna. Sementara revisi-revisi berkelanjutan mencerminkan perubahan dalam paradigma pendidikan, tujuan inti tetap sama: mempersiapkan siswa untuk sukses dalam menghadapi tantangan dunia nyata. Dengan memahami dan menerapkan taksonomi ini secara efektif, pendidik dapat membantu siswa mencapai potensi penuh mereka dalam pembelajaran dan kehidupan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI