Mohon tunggu...
hadi tresna
hadi tresna Mohon Tunggu... -

an ounce of action is worth a ton of theory

Selanjutnya

Tutup

Politik

Multy Personality, Apakah Suatu Penyakit ?

9 Juni 2014   07:30 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:36 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang aktor film maupun panggung, dia berperan hanya dalam satu judul saja. Selesai berperan maka dia kembali pada jati dirinya lagi. Dia tidak akan berlaku atau bertindak sebagai orang yang diperankannya.

Dalam kehidupan sehari2nya,kembali kedunia nyata, bukan sebagai orang yang diperankan dalam film atau panggung yang pernah dia mainkan.

Seorang Elizabeth Taylor yang memerankan seorang  Cleopatra di zaman kehebatan Roman Empire, memerankan dengan menjiwai Cleopatra. Tapi bukan berarti dia itu dalam kehidupan sehari2nya berlaku seperti Cleopatra. Dia tidak hidup pada zaman 3000 tahun yang lalu.

Pada zaman sekarang ada seorang yang merasa atau oleh pendukungnya dipaksakan supaya merasa sebagai Pangeran Diponogoro, yang dengan gagah berani melawan kekuasaan VOC. Juga supaya dipaksakan sebagai memiliki darah dan semangat atau peran sebagai Jendral Sudirman, seorang guru jang menjadi panglima yang melawan penjajahan Belanda pada zaman kemerdekaan.  Untuk menunjukan kesamaan atau menjiwai hal tersebut maka dia pun naik Kuda dengan menyisipkan keris dipinggang, supaya mirip Pangeran Diponogoro, maupun Jendral Sudirman. Apakah dalam pikiran dirinya atau pendukungnya dia itu menjadi kelahiran kembali para pahlawan yang sudah ratusan tahun yang lalu ? Kemudian diapun menirukan cara pidato Bung Karno dengan berpakaian cara Bung Karno pula dengan peci hitamnya.

Dalam hal ini dia mencoba atau oleh sutradaranya dicobakan semua pejuang yang telah lalu, yang bukan zaman sekarang disatukan dalam satu orang, yang jelas2 jauh berbeda dengan pribadi2 asli pahlawan2 yang telah tiada, karena lain zamannya.

Kemungkinan besar apabila orang tersebut menunjukan pribadi dia sendiri yang sebenarnya, orang akan lebih mudah menilai dan melihat siapa dia sebenarnya dan akan menbuat simpatik atau tertarik akan pribadi aslinya.Tapi dengan memerankan beberapa pribadi2 hebat tanpa menjiwainya, kelihatannya seperti mempunyai kepribadian yang multi, sehingga sangat sulit siapakah sebenarnya dia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun