Mohon tunggu...
Atjih Kurniasih
Atjih Kurniasih Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMP Negeri 1 Cipanas

Guru SMPN 1 Cipanas lulusan D2 IKIP Jakarta Lulusan S1 Univ Suryakancana Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sebuah Catatan Kecil Dari "Citarum Mata Airku, Bukan Air Mataku"

5 November 2018   20:29 Diperbarui: 5 November 2018   20:51 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Literasi Sains dalam prakteknya di kelas semisal siswa memperoleh pengetahuan baru. Guru mendorong, menciptakan situasi dan kondisi di mana siswa memperoleh pengeta...Literasi Sains dalam prakteknya di kelas semisal siswa memperoleh pengetahuan baru. Guru mendorong, menciptakan situasi dan kondisi di mana siswa memperoleh pengetahuan baru, mengidentifikasi pertanyaan, mengambil kesimpulan berdasarkan fakta, menjelaskan fenomena ilmiah. Ini terlaksana pada siswa mengikuti kegiatan inti.

Literasi lainnya adalah literasi finansial. Sederhananya  Yaitu dengan pembelajaran diharapkan siswa mampu menghasilkan sesuatu yang mampu.mendapatkan keuntungan secara materi. Literasi dasar yang tak kalah pentingnya adalah literasi digital dan literasi budaya serta kewargaan. Literasi digital dimaksud adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dan berbagai sumber yang sangat luas yang diakses melalui piranti komputer. Dengan kata lain literasi ini dikaitkan dengan keterampilan tehnik mengakses, merangkai, memahami, dan menyebar luaskan informasi.

Terakhir literasi budaya dan kewargaan. Artinya kemampuan dalam memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Sedangkan kewargaan yang dimaksud dengan pembelajaran yang kita laksanakan mampu membentuk siswa memahami hak dan kewajibannya sebagai warganegara. Dengan demikian untuk hal ini bukan hanya tanggung jawab guru PKN saja.

Untuk keterampilan abad 21 yaitu 4C (Critical Thinking, Creative, Colaborasi dan Comunikasi ) tidak terlalu banyak diuraikan dan saya tidak mencatat halnya. 

Yang tercatat lainnnya dari pemaparan Bu Mila maaf saya menyingkat namanya dengan Bu Mila adalah mengenal metode apa yang bagus? Beliau mengatakan yang sesuai dan cocok  dengan kondisi sekolah. Alatakambang baik juga menjadi media. Berkenaan hal tersebut beliau mengisahkan dirinya saat memberikan pembelajaran di Papua. Karena kesulitan mencari media untuk materi reproduksi akhirnya beliau menggunakan ke dua tangannya menjadi media. Beliau pun menunjukan gambarnya.

Penguatan Pendidikan Karakter, beliau ceritakan saat  menghadapi siswa yang sombong. Dengan bertanya  kalau siswa tersebut nanti meninggal dan dimasukkan ke dalam Kubur maka keadaan nya bagaimana? "Gelap" kata bu Mila menirukan jawaban  siswanya, dari jawaban itulah beliau kemudian menjelaskan bahwa kalau nanti berada di kuburan akan diterangi  berjuta Watt melalui Sansieviera sp yang oleh bu Mila disebut "lidah mertua" disadakohkan ke sekolah (mulanya  Sansieviera sp yang diberikannya ke sekolah harus bayar) dari penuturan yang  beliau sampaikan mampu mensugesti siswanya,  sehingga bukan hanya tidak dibayar pohon "lidah mertua" namun yg diberikan ke sekolah begitu banyak. Apa kaitan lidah mertua dengan pemaparan metodologi. Ada kaitannya. Yaitu harapan beliau untuk siswa menyadari menjaga  lingkungan tetap  bersih tercapai. Salah satu nyamengurangi dampak AC dengan  menyimpan " lidah mertua" di sekitar ruangan yang ber AC

Sesi terakhir beliau membahas model -model pembelajaran yang utama dalam kurikulum 13. Discovery Learning(DL), Problem Base Learning (PBL) dan Projek Based Learning (PJBL) yang diawali dengan sebuah pertanyaan "Apa bedanya Discovery Learning dengan Inquary). Melalui tanya jawab akhirnya beliau menjelaskan bahwa sama -sama siswa menemukan tetapi kalau discovery guru menciptakan kondisinya, sedangkan Inquary murni siswa menemukan sendiri tanpa ada di disain kondisinya oleh guru. Beliau mencontohkan Inquary dengan siswa yang melihat papan tulis kotor dan minta ijin untuk menghapusnya.

Untuk ke tiga model beliau membahas langkah langkahnya saja dan memberikan beberapa tip. Semisal untuk PBL dalam mengkondisikan kelas diatur seminggu sebelumnya. Untuk PJBL tiap ada  pertemuan dipantau sejauh mana siswa mengerjakan projeknya. Dan lain sebagainya.

Terakhir dalam catatan saya tentang workshop metodologi pembelajaran adalah, beliau menyatakan bahwa tidak ada salahnya (justru bagus) kalau guru saat memotivasi siswa dengan memperdengarkan lagu. Ini mengingatkan  saya pada buku Quantum Learning karya Bobby The Porter  bagaimana agar kelas nyaman untuk siswa adalah dengan memperdengarkan lagu dan  berdasarkan pengalaman penulis, apa yang disarankannnya betul, saya menyaksikan mereka (baca siswa --siswa) begitu antusias dan tumnuh motivasi dalam belajar.

5db287cf-1581-4af8-ae93-6612d08faf32-5be048efc112fe4e2a3cafc5.jpg
5db287cf-1581-4af8-ae93-6612d08faf32-5be048efc112fe4e2a3cafc5.jpg
Sebelum menutup pemaparannnya beliau berpesan kepada peserta workshop untuk selalu meluangkan membaca, karena dengan membaca mampu meningkatkan daya pikir dan menjadi awet muda. Sayapun  berkesempatan untuk memberikan dua buku hasil karya saya,  sebagai ucapan terima kasih sekaligus perkenalan dan buku pengganti kartu nama yang biasa orang lakukan saat berkenalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun