Bobby De Porter dkk dalam bukunya Quantum Teaching, menyatakan bahwa, setiap interaksi dengan siswa,setiap rancangan kurikulum, dan setiap metode intruksisioanal dibangun atas prinsip dan asas “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita dan antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka”.
Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa seyogyanya guru harus memahami dunia siswa, agar pesan pesan yang akan disampaikan atau pelajaran yang akan diberikan dalam suasana yang menyenangkan, sesuai dengan kehidupan nyata mereka atau Contekstual, yang pada akhirnya pesan itu sampai sesuai dengan diharapkan.
Berbicara kehidupan nyata siswa, berarti kita berbicara siswa yang hidup di abad 21. Siswa Kita berhadapan dengan masa Digital,masa serba tehnologi Informasi dan komunikasi yang serba cepat,dan Instan.oleh karena itu guru memang dituntut untuk mempersiapkan mereka menghadapi masa tersebut agar mereka mampu menghadapi segala persoalan hidup yang ada di abad 21.
Dengan demikian itu artinya seperti diutarakan di atas, kita mau tidak mau harus masuk ke dunia mereka agar kita tidak terjebak dengan pembelajaran yang kata Dedy Dwitagama seperti memberikan lontong basi,tidak ada gunanya bagi mereka.
Tony Wagner (2008) dalam bukunya The Global Achievement Gap menulis yang intinya ” Peserta didik membutuhkan Tujuh Keterampilan untuk menyiapkan diri dalam kehidupan bekerja dan bermasyarakat. Keterampilan tersebut berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah, kolaborasi dan kepemimpinan,kelincahan dalam pergaulan,kemampuan beradaptasi,inisiatif dan kewirausahaan, komunikasi efektif dan komunikasi melalui tulisan,kemampuan mengakses dan menganalisa informasi serta kemampuan rasa dan imajinasi
Sejalan hal tersebut di atas, guru selayaknya menyesuaikan dengan perkembangan tersebut. Sudah waktunya untuk meninggalkan cara-cara lama dalam proses pembelajaran dan mulai dengan cara-cara baru yang dituntut perkembangan jaman. Guru sudah waktunya melakukan pembelajaran berbasis IT.
Mengapa? Karena kita ketahui bersama Siswa dengan gadget laksana suami dengan istri, atau laksana siswa dengan pacarnya, tidak mungkin kita pisahkan. Tidak mungkin kita larang. Gadget laksana pisau bermata dua,bisa bermafaat namun juga sebaliknya tidak bermamfaat tergantung bagaimana menggunakannya. Di sinilah peran guru diharapkan untuk mengarahkan, membimbing mereka agar gadget yang mereka miliki bermamfaat optimal menjadikan mereka menjadi generasi emas, generasi yang mampu hidup di era globalisasi era yang ditandai persaingan sangat kuat dalam bidang tehnologi, managemen, dan sumber daya manusia (SDM).
Salah satu pilihan pengajaran berbasis IT adalah penggunaan Blog pada proses pembelajaran.
"Quiper dan Edmodo sedah mulai dikembangkan, mengapa tidak dengan Blog?"
Adapun maamfaat yang dapat siswa dapatkan dari pembuatan pembuatan Blog berdasarkan pengalaman penulis sebagai guru
- Siswa mampu berkomunikasi lewat tulisan, mengakses dan menganalisa informasi
- Siswa berinternet secara sehat.
- Siswa menjadi luas pergaulannnya
- Sarana siswa untuk belajar mandiri
- Siswapun dapat menyalurkan hobby menulisnya
- Mengembangkan daya nalar, kritis dan rasa ingin tahunya
- Mengambangkan kemampuan literasi pada siswa
- Sarana komunikasi siswa dan guru melalui komentar guru di blog siswa
Bagaimana anda pembaca yang berpropesi guru tertarik ? atau memang sudah melaksanakannya?. Bagi anda yang sudah mari kita sharing, yang belum mari kita coba, tentunya awali dengan diri anda sendiri, yaitu memiliki blog sebelum anda menugaskan siswa membuatnya.