Mohon tunggu...
Atiqa NurLatifa
Atiqa NurLatifa Mohon Tunggu... Dosen - Tenaga pengajar sekaligus pegiat literasi

Penikmat buku science

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun Generasi Pembelajar Melalui Library Based Learning

30 Mei 2020   10:00 Diperbarui: 30 Mei 2020   10:06 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 Ketiga, masyarakat umum. Kalangan masyarakat umum juga berhak untuk mendapatkan informasi yang berkualitas dan belajar baik bagi mereka yang bersekolah maupun tidak bersekolah, yang muda maupun tua. Perpustakaan umum diperuntukan untuk semua lapisan masyarakat tanpa memandang suku, ras, dan agama. Koleksi yang banyak dan beragam dapat didayagunakan secara maksimal untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. 

Saat ini perpustakaan sudah bertransformasi, lebih dinamis dan menyenangkan demi menciptakan masyarakat informasi artinya masyarakat yang sadar dengan informasi. Namun kendalanya, masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahwa perpustakaan dapat diakses oleh semua lapisan tanpa dipungut biaya apapun untuk mengunjungi perpustakaan. 

Itu artinya perpustakaan harus lebih mendekatkan diri kepada masyarakat, tidak hanya di kota-kota besar, kecamatan, atau kabupaten. Namun perlu masuk ke desa-desa agar masyarakat setempat dapat meningkatkan kualitas hidupnya dengan tersedianya fasilitas perpustakaan ataupun taman bacaan masyarakat (TBM).

Masyarakat umum yang belum pernah sama sekali mengunjungi perpustakaan tidak perlu bingung bagaimana menelusur informasi dan memanfaatkan segala fasilitas dan layanan yang ada karena ada pustakawan yang akan membimbingnya. Membiasakan diri untuk membaca buku dan mengunjungi perpustakaan akan sangat bermanfaat dikemudian hari. 

Para orang tua juga perlu memperkenalkan anak pada buku dan perpustakaan bukan hanya memfasilitasi mereka dengan gadget (handphone, laptop, tablet, dsb) tanpa mendampinginya dalam mencari informasi di internet. Anak-anak belum mampu menyaring mana informasi yang baik atau tidak, hoax atau kredibel, yang justru menjebak mereka untuk mengonsumsi informasi sampah. Karena di era informasi sekarang ini, siapapun dapat menciptakan informasi dan menyebarkannya dengan sangat mudah dalam hitungan detik. Salam literasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun