Mohon tunggu...
Atiqa Maulia
Atiqa Maulia Mohon Tunggu... Jurnalis - Komunikasi

Sekolah Vokasi IPB

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lumpuhnya Perekonomian Warga Kecamatan Sukajaya Akibat Longsor

4 Maret 2020   08:38 Diperbarui: 4 Maret 2020   11:33 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sukajaya Kab. Bogor, 23 Februari 2020 - Sudah dua bulan pasca longsor yang terjadi pada 1 januari 2020,  saat ini masih tersisa 3 desa di kecamatan Sukajaya yaitu Desa Cileuksa, Desa Urug, dan Desa Kiarasari yang keadaannya masih cukup parah walaupun akses jalan ke 3 desa tersebut sudah bisa dilalui, namun masih banyak warga yang mengungsi di tenda pengungsian. Akibat dari bencana tersebut berbagai lini kehidupan mereka terganggu, termasuk perekonomian.

Mata pencaharian warga kecamatan Sukajaya ini digolongkan menjadi dua golongan, yaitu golongan yang pertama warga yang berumur kisaran 40 tahun kebawah, mayoritas dari golongan ini bekerja ke luar desa ataupun bekerja di kota Bogor. Lalu golongan kedua yang berumur 40 tahun keatas lebih memilih untuk bekerja sebagai buruh tani ataupun bertani di lahan sendiri.

"Hanya sebagian kecil dari warga yang memiliki lahan pertanian, kebanyakan dari mereka hanya menjadi buruh tani, ada juga sebagian warga yang memilki lahan untuk Bertani tapi itupun tidak luas, itupun beras yang dihasilkan dimakan sendiri, ada juga yang dijual namun dalam skala kecil" ucap Opik selaku Kasi Kesra di kantor kecamatan Sukajaya.

Setelah terjadi bencana longsor tersebut sebagian besar dari warga kecamatan sukajaya berhenti bekerja dikarenakan mereka tidak memiliki rumah dan tidak dapat meninggalkan keluarga mereka. Banyak juga lahan pertanian yang ludes dikarenakan longsor ini akibatnya para buruh tani tidak dapat bekerja dan diam di pemukiman. Warga yang rumahnya terkena longsor hanya dapat menunggu kepastian dari pemerintah soal relokasi rumah mereka. Total rumah yang harus di relokasikan berjumlah 3000an lebih.

Lilis, salah satu warga yang menjadi korban longsor mengaku tidak dapat berjualan selama sebulan lebih dikarenakan longsor. " Sudah sebulan lebih saya gak bisa jualan bakso karena tidak bisa pergi kepasar untuk membeli bahan-bahan, rumah saya hancur tetapi alhamdulillahnya tempat jualan saya tidak kena, baru minggu ini saya  mulai jualan lagi, walaupun yang beli gak seramai dulu tapi lumayan buat nambah-nambah biaya untuk anak sekolah" ujar Bu Lilis, warga kecamatan Sukajaya yang rumahnya terkena longsor

Bantuan tidak henti-hentinya mengalir, baik dari relawan ataupun dari pemerintah. Dikarenakan banyak warga yang tidak dapat bekerja akibat bencana ini, pemerintah memberikan dana yang berasal dari dana desa kepada warga yang terkena bencana. Desa bisa mengalokasikan bantuan lewat Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun