Mohon tunggu...
Atiqah Rachayna L
Atiqah Rachayna L Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, 20107030101 Assalamualaikum ... selamat datang di akun tulisan ku yang masih tahap belajar ini, akun ini di buat untuk memenuhi tugas dan semoga dapat memberikan manfaat untuk semua hehe

Hobi : Membaca, dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Ziarah ke Susuhunan Ing Tembayat, Sunan Pandanaran

23 April 2021   14:33 Diperbarui: 23 April 2021   14:36 3337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Dokumen pribadi

Sumber gambar : Dokumen pribadi
Sumber gambar : Dokumen pribadi
Area sekitar makam pun terlihat sangat bersih, dan terawat. Ukiran-ukiran gapura dan dinding pembatas yang terawat ke-kuno-annya menambah sensasi kenyaman pengunjung saat memasuki area makam tersebut. Selain itu, pengunjung juga dapat melihat dan membaca beberapa papan informasi, seperti papan informasi silsilah Sunan Bayat atau Sunan Pandanaran untuk menambah pengetahuan sebelum memasuki bangunan makan beliau.

Selanjutnya, memasuki cungkup makam Sunan Bayat yang terdapat di halaman paling terakhir yang merupakan halaman paling tinggi dan tersuci. Diantara halaman-halaman makam lainnya, halaman makam Sunan Bayat memang yang paling tinggi, luas dan terlihat lebih besar dan terlihat lebih besar dari yang lain.

Sumber gambar : Dokumen pribadi/ pintu masuk area khusus bangunan makam Sunan Pandanaran.
Sumber gambar : Dokumen pribadi/ pintu masuk area khusus bangunan makam Sunan Pandanaran.

 Seperti yang terlihat gambar di atas, itu merupakan pintu masuk halaman makam Sunan Bayat. Terdapat tiga pintu utama untuk memasuki area halaman tersebut. Setelah memasuki area halaman tersebut, pengunjung dapat memilih tempat duduk untuk melakukan doa, tahlilan, atau hal kebaikan lainnya di area halaman makam. Selain itu, pengunjung juga dapat melihat keindahan pemandangan kota Klaten, dan sekitarnya karena area halaman makam Sunan Bayat berada di bukit yang cukup tinggi.

 Akan tetapi, menurut Bapak Saryono yang merupakan salah satu juru Kunci makam Sunan Bayat ini, menagatakan bahwa area khusus bangunan makam Sunan Bayat atau Sunan Pandanaran selama bulan Ramadhan ini sementara harus di tutup dan para pengunjung hanya di perbolehkan jika ingin berdoa dan berziarah hanya sampai sebatas luar bagunan makam atau di halamannya saja. Beliau juga tidak memberikan alasan yang spesifik mengapa bangunan makam khusus Sunan Bayat ini di tutup, meskipun demikian hal ini tidak menjadi penghalang bagi para pengunjung untuk tetap sowan  dan berziaran ke makam Sunan Bayat atau Sunan Pandanaran.

 Saya juga berhasil mewawancari Bapak Saryono dan beliau juga sangat berkenan menceritakan kepada saya tentang kisah dari sosok Sunan Bayat. Beliau menceritakan bahwa Sunan Bayat atau Sunan Pandanaran ini awal nya merupakan sosok Adipati Pandanaran yang ke-2 dari Semarang yang hidup bersamaan dengan Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga pada masa itu mendapat perintah dari Allah SWT untuk mengislamkan Adipati Pandanaran yang ke-2. Adipati Pandanaran ke-2 ini pada waktu itu memiliki kekayaan yang melimpah dan lebih memperhatikan masalah keduniawiannya.

 Saat bertemu dengan Adipati Pandanaran ke-2, Sunan Kalijaga menyamar sebagai seorang penjual rumput di Semarang. Sunan Kalijaga menjual rumputnya kepada Adpati Pandanaran ke-2 dengan bayaran murah sekali. Sang Adipati pun melihat rumput yang ia beli, namun betapa kagetnya ia saat ikatan rumput tersebut terdapat beberapa kepingan emas.

 Singkat cerita, sang Adipati menyuruh sosok penjual rumput tersebut yang tak lain adalah Sunan Kalijaga untuk menjajakan rumputnya. Namun, Sunan Kalijaga tak ingin di bayar, ia justru meminta beduk Masjid di bunyikan. Karena Sunan Kalijaga memang tak membutuhkannya, jika ingin beliau mendapatkan emas dengan sekali cangkulan. Untuk membuktikan ucapannya, Sunan Kalijaga meminta sebuah Cangkul kepada Adipati Pandanaran Ke-2 .Tak membutuhkan waktu lama, Sunan Kalijaga langsung saja membuktikan ucapannya di hadapan Adipati Pandanaran Ke-2.

 Sejak saat itu pun, Adipati Pandanaran Ke-2 dan percaya bahwa sosok penjual rumput itu adalah Sunan Kalijaga. Dan akhirnya Adipati Pandanaran ke-2 beserta istrinya meninggalkan Kota Semarang dan kekayaannya untuk berguru kepada Sunan Kalijaga dan mulai melakukan perjalanan menuju Gunung Jabalkat. Saat melakukan perjalanan menuju Gunung Jabalkat, Adipati dan sang istri mendapatkan banyak ujian yang harus di hadapi. Hingga akhirnya, Adipati Pandanaran ke-2 tiba di tujuannya, yakni gunung Jabalkat dan mulai belajar tentang agama Islam bersama Sunan Kalijaga.

 “Dan setelah itu, Sunan pandanaran mengajarkan agama Islam, khususnya di daerah Bayat, Klaten sekitarnya itu beliau Sunan Pandanaran dengan cara Tembayatan atau dengan cara Musyawarah, Silaturrahmi, dolan kesana-kesini mengajarkan Agama Islam kepada masyarakat sekitar. Kurang lebih seperti itu,” kata Bapak Saryono yang masih menceritakan tentang Sunan Pandanaran kepada saya, Kamis 22-04-2021.

 Selain menceritakan secara singkat mengenai sosok Sunan Pandanara, Bapak Saryono juga bercerita tentang kondisi Komplek Makam Sunan Pandanaran yang juga pernah tutup di masa Pandemi. Lalu, Komplek Makam juga kembali di buka dengan peraturan protokol kesehatan yang ketat. Hal ini bertujuan untuk kenyaman para pengunjung dan tetap menjaga keasrian dan keluhuran Makam Sunan Pandanaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun