PROOFREADING SEBELUM MENERBITKAN TULISAN
Dalam membuat sebuah tulisan perlu untuk mengecek ulang agar tulisan yang diterbitkan sudah sesuai dengan ejaan, huruf kapital, tanda baca dan kaidah penulisan lainnya.
Hal tersebut menyebabkan terganggunya pandangan ketika membaca, biasanya karena terburu-buru sehingga tulisan menjadi kurang pas dan belum sesuai EYD. Seperti yang sering saya alami, namun kali ini akan dapat pembelajaran baru yang akan membuat saya lebih hati-hati lagi sebelum menerbitkan tulisan.
Sebelum menerbitkan tulisan perlu untuk belajar PROOFREADING, apa maknanya, mengapa perlu dipelajari dan triknya seperti apa. Akan dibahas tuntas pada pertemuan ke-13 malam ini.
PROOFREADING DAN SELF EDITING
Adalah ketika membuat tulisan maka tulisan menjadi baik dan benar, enak dibaca serta mudah dipahami.
KONTEN ATAU TEKNIK DALAM MENULIS
Sebagai seorang penulis sering luput dalam penulisan huruf (termasuk ejaan) karena terlalu fokus pada kualitas bukan teknik menulis.
Tata cara penulisan huruf (penggunaan kaidah ejaan lainnya) merupakan hal yang bersifat mikro dalam menulis buku, dan itu tetap di anggap penting.
MAKNA
Proofreading yaitu membaca ulang tulisan untuk memeriksa agar diketahui ada atau tidaknya kesalahan pada sebuah tulisan sebelum diterbitkan.
Biasanya dalam hal kesalahan pengetikan atau ejaan, tanda baca , penggunaan nama istilah dan logika pada sebuah tulisan.
Dalam mengoreksi sebuah tulisan yang saltik (salah ketik) atau typo narsum memberikan trik dan tipsnya.
TRIK DAN TIPS
Menurut narasumber macam-macam saltik atau typo dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
Pertama, Typo Incidental yaitu kesalahan mengetik, solusinya cukup diperbaiki.
Kedua, Typo Individual yaitu kecendrungan pribadi, misalnya menulis kata "buku" pada awal kalimat selalu "Buku" (perhatikan pada huruf kapital)
Ketiga, Typo Automatical yaitu koreksi otomatis dari aplikasi, mislanya: bisa > bias; sosial > social; asma > atsma.
Keempat, Typo Konseptual yaitu penulisan yang salah konsep, misalnya: karier > karir; tanda titik sesudah tanda seru atau tanya.
PENTING!!!
Pentingnya melakukan proofreading atau mengoreksi tulisan untuk menemukan kesalahan. Penulis terkadang kesulitan menemukan kesalahan dan menganggap sudah layak untuk diterbitkan.
KAPAN?
Proofreading dilakukan setelah tulisan selesai dibuat. Dan ingat jangan mengorekasi tulisan pada saat menulis atau sebelum tulisan diselesaikan.
SIAPA?
Yang melakukan koreksi tulisan (proofreading) adalah seorang penulis yang sudah ahli dibidanganya (prefesional) dengan melakukan hal-hal berikut:
Pertama, menetralkan perasaan terhadap tulisan sendiri, diamkan naskah beberapa waktu.
Kedua, membaca naskah secara keseluruhan  agar tidak salah pandangan (asumsi).
Ketiga, memeriksa saltik (typo), istilah, EYD, struktur, kelogisan.
Keempat, membaca dengan bersuara (enak dan mengalir apa adanya).
Setiap tulisan yang kita tulis dapat dipahami secara berbeda oleh setiap pembaca. Maka dari itu disinilah peran proofreader untuk membenarkan/meluruskan agar tulisan mudah dipahami oleh pembaca sesuai dengan yang dikehendaki pembaca.
Itulah beberapa uraian tentang pentingnya melakukan koreksi pada tulisan sebelum diterbitkan. Semoga ilmu ini bermanfaat bagi saya pribadi khususnya dan pembaca pada umumnya. Mohon maaf jika dalam penulisan resume ini masih banyak dari kesalahan dan kekurangan.
Motivasi dari narasumber yang dapat diambil yaitu: Semakin Anda KERAS dan KETAT dalam mengedit maka tulisan akan semakin bagus dan menjadi bahan belajar pembaca. Sebaliknya Semakin Anda LEMAH dan berprinsip "Ah, pembaca ntar juga maklum maksudnya apa". Maka tulisan yang akan dihasilkan tidak sebagus yang diedit dengan CERMAT.
Salam literasi untuk Negeri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H