Mohon tunggu...
Atilla Verel
Atilla Verel Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Airlangga

Tertarik pada artikel tentang vidio game dan teknologi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Analisis Data Dalam Monitoring Kualitas Air Di Daerah Terpencil

14 Desember 2024   23:15 Diperbarui: 14 Desember 2024   23:25 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Air merupakan sumber kehidupan yang sangat penting, namun sayangnya di beberapa daerah masih terdapat masalah populasi air yang mengancam kesehatan masyarkat. Air bersih merupakan salah satu kebutuhan manusia, ironisnya di daerah-daerah terpencil air justru menjadi ancaman kesehatan. Pencemaran air dapat diakibatkan oleh limbah-limbah. Limbah-limbah ini dapat dihasilkan oleh banyak faktor, seperti industri, pertanian, dan penggunaan pestisida yang justro membuat air yang sehat menjadi sarang penyakit. Hal ini berhubungan dengan apa yang sudah di perjuangkan oleh SDG ke-6 yaitu menjamin ketersediaan serta pengolahaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua.

            Masalah pencemaran air ini menghantui masyarakat di daerah terpencil termasuk daerah-daerah desa, terutama anak-anak dan orang lanjut yang rentan terhadap penyakit yang ditularkan melalui air. Penyakit-penyakit ini mengancam kesehatan, merugikan ekonomi, bahkan dapat merenggut nyawa. Beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui air yang terkontaminasi meliputi diare, tifus, hepatitis A, dan gangguan pada ginjal. Penyakit-penyakit ini sering kali menjadi ancaman serius, terutama di daerah dengan akses terbatas terhadap air bersih dan sanitasi yang memadai.

            Penyebab pencemaran air di daerah terpencil sangatlah beragam, salah satunya kesadaran masyarakat dalam membuang limbah. Mayoritas masyarakat tidak memiliki fasilitas untuk membuang limbah mereka sehingga mereka terpaksa membuang limbah rumah tangga, langsung ke sumber air mereka seperti sungai atau selokan. Limbah- limbah tersebut mencembari sumber air dan menjadi tempat berkembang biaknya bakteri berbahaya.

            Dalam menangani hal ini, teknologi dapat bermain peran penting salah satunya adalah penerapan IoT (Internet Of Things). IoT dapat melakukan pengumpulan data kualitas air secara real time, seperti pH, kadar oksigen terlarut, dan tingkat pencemaran. Dengan sensor untuk melihat kadar pH dalam air dapat menentukan kelayakan air tersebut.

            Dengan didapatnya data-data tersebut secara real time, penerapan sains data dalam analisis kualitas air dapat dilakukan. Dengan mengumpulkan data dari berbagai sensor tersebut, data dapat diolah untuk dianalisis secara sistematis. Visualisasi data juga dapat dilakukan untuk memudahkan pengambilan keputusuan. Dengan data-data tersebut sains data dapat memprediksi kualitas air dengan menggunakan algoritma machine learning berdasarkan pola historis. Identifikasi dini untuk adanya pencemaran atau masalah pada sumber-sumber air. Dengan penerapan analisis data tersebut masyarakat dapat meningkatkan efisiensi dalam identifikasi sumber pencemaran. Kebijakan-kebijakan dari pemerintah juga dapat dibantu dengan bukti-bukti yang sudah dikumpulkan untuk pembangunan infrastruktur air bersih.

            Tentu dengan adanya penerapan teknologi tersebut pasti akan ada yang namanya tantangan. Tantangan yang dihadapi tidaklah mudah, salah satunya ialah biaya teknologi yang tinggi. Perlu adanya kerja sama antara pemerintah sehingga dapat memberikan anggaran kepada daerah-daerah terpencil untuk penerapan teknologi tersebut.

            Dengan segala tantangan yang dihadapi, pencemaran air di daerah terpencil tetap menjadi masalah yang harus segera diatasi demi menjamin kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Teknologi seperti IoT dan analisis data menawarkan peluang besar untuk mengelola kualitas air secara lebih efisien dan berbasis bukti. Namun, keberhasilan penerapannya memerlukan dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, dan masyarakat. Kolaborasi ini tidak hanya penting untuk memastikan akses air bersih dan sanitasi yang layak, tetapi juga untuk mewujudkan komitmen global terhadap keberlanjutan melalui SDG ke-6. Dengan langkah yang tepat, air bersih tidak lagi menjadi ancaman, melainkan sumber kehidupan yang sejati bagi semua.

Penulis : Atilla Verel Arrizqi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun