Mohon tunggu...
Atik Rosidah
Atik Rosidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Generasi Z: Mengarungi Dunia Modern dalam Era Digital

12 Oktober 2024   16:00 Diperbarui: 12 Oktober 2024   16:05 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah perkembangan teknologi yang semakin pesat dan globalisasi yang meluas, lahirlah Generasi Z (Gen Z), yaitu kelompok yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Generasi ini tumbuh dalam lingkungan yang berbeda dari generasi sebelumnya, di mana internet dan teknologi sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Gen Z adalah generasi yang dikenal sebagai "digital native", sebab mereka tidak pernah merasakan dunia tanpa teknologi modern seperti internet dan smartphone. Kondisi ini membuat mereka hidup dalam arus informasi yang selalu tersedia.

Sebagai generasi yang tumbuh bersamaan dengan kemajuan teknologi, Gen Z menghadapi peluang dan tantangan yang khas. Teknologi digital dan media sosial tidak hanya mempengaruhi cara mereka berkomunikasi, tetapi juga cara mereka belajar, bekerja, dan berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka.

Kehidupan Serba Digital: Kebiasaan Harian Gen Z

Salah satu ciri paling mencolok dari Gen Z adalah keterlibatan mereka dalam dunia digital. Dalam kehidupan sehari-hari, hampir semua aktivitas Gen Z, mulai dari komunikasi, pendidikan, hingga hiburan, selalu melibatkan teknologi.

Platform seperti TikTok, Instagram, YouTube, dan Twitter menjadi tempat bagi mereka untuk mengekspresikan diri, menemukan hiburan, dan bahkan memperoleh pengetahuan.

Kelebihan informasi yang mereka hadapi di dunia digital memang memberikan keuntungan, namun juga menimbulkan tantangan. Gen Z harus berhadapan dengan masalah seperti berita palsu, informasi yang tidak akurat, dan kelelahan akibat paparan teknologi (digital fatigue). Selain itu, kebiasaan mereka untuk selalu ingin mendapatkan respons instan, baik dalam hal komunikasi maupun pekerjaan, sering kali memicu stres.

Media Sosial dan Pembentukan Identitas

Bagi Gen Z, media sosial bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga ruang untuk membangun identitas dan jaringan sosial. Di platform ini, mereka dapat mengekspresikan diri, mencari pengakuan, dan berinteraksi dengan komunitas yang memiliki minat yang sama. Fenomena ini bisa dilihat dari popularitas platform seperti TikTok, di mana banyak pengguna Gen Z berbagi kreativitas melalui video pendek.

Meski media sosial memberikan peluang besar untuk kesuksesan individu dan komunitas, tekanan untuk selalu tampak sempurna di media sosial bisa menimbulkan masalah mental. Standar yang ditampilkan oleh figur publik atau selebritas di media sosial sering kali tidak realistis, sehingga membuat banyak anak muda merasa tidak puas dengan diri mereka sendiri. Hal ini bisa mengarah pada kecemasan sosial atau bahkan depresi.

Interaksi sosial Gen Z juga telah berubah dibandingkan generasi sebelumnya. Jika dulu pertemuan fisik lebih dominan, kini komunikasi daring menjadi lebih umum. Walaupun mereka bisa terhubung dengan orang dari berbagai belahan dunia, interaksi ini cenderung lebih dangkal dan tidak selalu memiliki kualitas yang sama dengan hubungan tatap muka.

Pendidikan dan Karier di Era Digital

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun