Novel Pergi merupakan kelanjutan dari kisah perjalanan hidup Bujang yang diceritakan di novel Tere Liye sebelumnya 'Pulang'. Â Kali ini Tere Liye menceritakan bagaimana tantangan-tantangan yang harus Bujang lewati setelah menjadi Tauke Besar. Penambahan tokoh baru sebagai hantu masa lalu menjadi pengawal cerita yang sukses membuat pembaca semakin penasaran.
Ada hal yang terlewatkan dari Samad --Ayah bujang-- Â dari kisah masa lalunya, yang membuat Bujang mau tak mau mengulik kembali dan mencari tahunya sendiri. Serta pengkhiatan dari Keluarga Master Dragon yang berbuntut dengan perang antar keluarga shadow economy.
Setelah menemukan hakikat pulang pada novel sebelumnya, Tere Liye bermaksud menentukan alasan tujuan hidup selanjutnya pada tokoh Bujang. Setelah 'Pulang' menemukan definisinya, kemana Bujang akan 'Pergi'?.
Diawali dengan teknologi mahir milik keluarga Tong yang dicuri oleh El Pacho, keluarga shadow economy sindikat penyelundupan narkoba terbesar di Amerika. Perjuangan Bujang untuk merebut kembali teknologi tersebut mengharuskannya terbang ke meksiko yang akhirnya mempertemukannya dengan hantu masa lalu.
Orang yang tidak pernah Bujang temui seumur hidupnya sebelumnya, dan uniknya  hantu masa lalu ini bahkan mengetahui nama asli Bujang -- Agam -- . Hantu masa lalu yang menyebut dirinya El Spiritu ini bahkan mampu mengalahkan teknik menghilang kakek Bushi yang telah susah payah Bujang pelajari.
Kisah percintaan samad sebelum akhirnya menikah dengan Midah --Ibunya Bujang-- terungkap melalui kumpulan surat yang telah lama bersemayam di kotak pos tua rumah lama Samad di Provinsi dulu. Membuka cerita lama, ternyata malah membuka luka baru. Bujang memiliki Kakak Tiri yang tak pernah Samad ketahui dari istri pertamanya.
Bujang juga berkesempatan bertemu tokoh dari novel Tere Liye 'Negeri para Bedebah' --Thomas-- pada saat menghadiri jamuan pernikahan di Jepang. Dalam misi membuat sekutu untuk melawan keluarga Master Dragon, Bujang terjebak ikatan percintaan tanpa ia sadari. Mengalahkan pertarungan sebagai syarat menjalin sekutu, malah mendapat bonus tambahan putrinya.
Ide-ide yang segar dan tidak membosankan, menghadirkan rasa penasaran bagi para pembaca. Hanya saja ada beberapa kata-kata asing yang tidak ada penjelasan seperti catatan kaki atau semacamnya.
Dari novel ini kita akan banyak belajar apa yang sebenarnya menjadi alasan tujuan hidup kita. Menerima kenyataan pahit dengan terbuka.Â
"Aku tidak akan membiarkan perasaan bersalah atau orang lain menghakimiku, karena mereka tidak berhak melakukannya. Biarlah Tuhan kelak yang menghakimiku"~Salonga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H