Tak kudapati sosoknya disiapapun yang kutemui
Tak ada secarik kata yang mampu menggambarkannya
Lalu, tulisan ini? hanya kutuangkan dengan sederhana
Sederhana, bak rinduku padanya
Tumpuanku, hanya pada langkah sigapnya
Sandaranku, kutorehkan pada pundaknya
Tangan ringkihku yang sering menggenggamnya
Lembut tutur katanya selalu menenangkan
Namun, acapkali kuhiraukan kalimat demi kalimatnya
Tak sadar, ternyata menjadi luka baginya
Sepercik tingkah konyol tak membuncahkan amarahnya
Sabarnya tak berbentuk, tapi amat terlihat
Cantik parasnya, membuat iri para bidadari
Kelembutan hatinya, tak bisa kubalas dengan apapun
Oh, rindu
Pada Emak yang dahulu
Ada apa dengan Emak yang sekarang?
Semakin dicabut kenikmatan dunia oleh Rabb-nya
Umurnya sudah dimasa senja
Raganya mulai tak berdaya
Kata "hah" sudah sering diucapkan karena pendengaran sudah berkurang
Mulutnya tak lagi dipenuhi gigi
Sedangkan uban telah memenuhi rambutnya
Mak, dimana dirimu yang dahulu?
Ah, rupanya aku yang semakin dewasa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H