Mohon tunggu...
Atika Putri
Atika Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret9

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bergesernya Permainan Tradisonal ke Permainan Digital

13 Juni 2023   09:13 Diperbarui: 13 Juni 2023   09:42 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merupakan negara dengan berbagai macam keanekaragaman budaya, salah satunya adalah permainan tradisional. Permainan tradisional merupakan salah satu bentuk kegiatan rekreasi atau bahkan olahraga yang biasanya dilakukan oleh anak-anak atau remaja sekitar dengan menggunakan alat sederhana atau bahkan tanpa suatu alat yang berkembang dari suatu kebiasaan masyarakat tertentu dengan memaksukan unsur permainan rakyat. Permainan tradisional biasanya berpegang teguh pada norma dan adat masyarakat sekitar. Umumnya permainan tradisional sudah ada sejak zaman dahulu dan sudah dimainkan secara turun-menurun oleh nenek moyang.

 Permainan tradisional dapat dimainkan dalam suatu gerakan, nyanyian, dialog, tebak-tebakan, bahkan dalam perhitungan. Setiap daerah biasanya memiliki permainan tradisional masing-masing. Permainan tradisional menjadikan kebiasaan sebagai interaksi sosial untuk membentuk ikatan antar sesama masyarakat. Tidak hanya itu, permainan tradisional juga mememiliki beberapa peranan penting antara lain sebagai pengembangan kederdasan anak dan untuk melatih keaktifan.

 Permainan tradisional terbagi atas dua jenis, yaitu permainan tanpa peralatan dan permainan dengan peralatan. Permainan dengan tanpa peralatan meliputi petak umpet, gasing, gobak sodor, cublak-cublak suweng, ular naga, dan beberapa permainan lainnya. Dari beberapa permainan tradisonal diatas pasti tidak asing dengan salah satunya terutama petak umpet. Petak umpet sendiri biasanya dimaiankan oleh beberapa orang dengan salah satu anak berperan sebagai pencari teman lainnya yang berusaha bersembunyi agar tidak ketahuan. Dalam petak umpet orang terakhir yang ditemukan akan menjadi pemenangnya. 

 Permainan tradisonal dengan peralatan, menggunakan alat atau benda saat memainkannya. Permainan tradisional dengan alat meliputi egrang, kelerang, lompat tali karet, layang-layang, congklak, dan masih banyak permainan lainnya. Permainan kelereng dan laying-layang biasanya digemari oleh anak laki-laki. Saat bermain layang-layang membutuhkan konsentrasi untuk menerbangkannya sehingga perlu memperhatikan arah mata angin agar tetap stabil. Sedangkan untuk permainan lompat tali karet dan congklak digeramari oleh anak perempuan. Anak perempuan akan mengumpulkan banyak karet dan mulai menyusun dengan cara meronce karet secara satu per satu sampai menjadi panjang.

 Namun seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, banyak anak-anak yang sudah meninggalkan permainan tradisional. Tak jarang masih ada yang memainkannya tapi tidak sebanyak dahulu kala. Perkembangan teknologi menghasilkan suatu produk baru salah satunya produk digital seperti gadget dan komputer. Dalam gadget dan konputer kita dapat mengunduh beberapa hal yang sebelumnya sangat sulit untuk dijangkau. Baik dari sarana informasi maupun rekreasi mudah didapatkan hanya dengan melalui media digital ini.

 Melalui gadget dan komputer kita juga dapat terhubung ke internet dan dapat melakukan komunikasi jarak jauh dengan lebih mudah. Selain itu, banyak permainan yang cukup menarik perhatian bagi kalangan muda khususnya anak-anak, seperti freefire, pubg, class of class, mine craft, dan masih banyak lagi. Game digital tersebut cukup mudah diakses dan cara untuk memainkannya sangat seru. Tak heran anak-anak sekarang menjadi lebih tertarik ke permainan digital.

 Permainan digital lebih menarik anak-anak karena dilengkapi dengan daya visual dan audio yang menarik. Dalam sekali duduk pasti tidak akan jenuh dengan permainan digital. Tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga untuk bermain permainan digital dan hanya perlu menunggu waktu sebentar untuk mendapatkan teman bermain.

 Berkembangnya permainan digital membuat anak-anak lebih suka di rumah dan tidak berkumpul dengan teman sebaya. Mereka cenderung asik dengan dunia permainan digital hingga mulai meninggalkan permainan tradisional. Walaupun berkumpul dengan teman sebaya kebanyakan anak-anak akan lebih asik dengan gadget untuk bermain permainan virtual. 

 Permainan digital juga memiliki beberapa dampak lain seperti anak-anak akan lupa waktu karena terlau fokus bermain, anak-anak menjadi kurang bersosialisasi, sinar dari gadget dan komputer lama-lama akan menyebabkan mata sakit hingga menyebabkan minus atau silinder dan harus mengunakan kacamata, menurunnya tingkat konsentrasi anak, hingga dapat mengalami gangguan pada kesehatan mental. 

 Untuk mengatasi hal tersebut para orang tua dapat mengambil langkah yang bijak dengan cara tidak memberikan anak gadget atau komputer dalam usia dini, saat anak ingin melakukan permainan digital sebaiknnya diawasi dan dibatasi agar anak ketagihan akan permainan digital, memberikan sarana rekreasi lain seperti permainan tradional yang mudah sehingga anak tidak bosan saat tidak ada permainan digital.

 Mari tingkatkan kembali generasi muda khususnya anak-anak agar memainkan permainan tradional. Dengan memperkenalkan terlebih dahulu permainan tradisional dan menjelaskan berbagai permainan tradional yang dapat dimainkan untuk teman sebaya. Hal ini juga perlu diberikan melalui lembaga formal yaitu sekolah, agar memberikan edukasi untuk permainan tradisional agar permainan tradisonal tidak menghilang dan tetap bertahan zaman dengan teknologi yang berkembang pesat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun