Dibawah pekatnya langit malam
Daku duduk diatas bumi-Nya seolah sendirian
Merasakan suatu cinta yang begitu besar
Seagungnya cinta yaitu Sang Maha Rahman
Seluas-luasnya cinta dari segala cinta
Al-Wadud yang cintanya bergejolak di dada
Menjadi Adz-Dzikr akan segala dosa
Kemudian asbab menetesnya air mata
Pandangan tertuju sorban merah dihadapan
Dalam hati menjerit akan sesal cinta terlupakan
Gegara mengedepankan cinta semu tak halal
Padahal ada cinta sejati yang jelas hatilah tempat memandang
Begitu malu karena hati dipandang oleh-Nya
Sedangkan bukan Dia yang ku penuhi isinya
Padahal Dialah yang menciptakannya
Tapi tiada syukurku, yang justru memenuhi cinta makhluq-Nya
Daku semakin termenung dalam sepi
Kedekatan oleh-Nya semakin terasa di hati
Begitu ingin daku temui dan mengemis tuk diampuni
Namun bekal masih jauh dari kata tercukupi
Jikalau daku bisa beruzlah
Agar bisa rasakan nikmatnya muroqobah
Namun apalah daya yang nafsuku lawwamah
Yang menjadikan lupa bahwa diri hanyalah hamba lemah
Tentang Sang Maha Cinta
Bait-bait syair cinta tak mampu menjelaskannya
Karena cinta yang abadi tak ada tandingannya
Tunggalnya pada hidup yang cintanya terpercaya
Dan perihal cinta-Nya yang begitu menentramkan jiwa
Yang cintanya tak pernah dusta
Selalu dekat meski hamba melupakannya
Karena  berlabuh pada nafsu dan gemar dosa
Hingga cinta-Nya begitu jarang terasa
Wahai diri      Â
Kenali..
Sadari..
Dan kembali..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H