Pengaruh latihan fisik terhadap tubuh Gula darah bisa turun 2 jam atau lebih setelah latihan. Latihan fisik pada Diabetes Mellitus tipe 2 tujuannya untuk meningkatkan sensitivitas insulin, memfasilitasi penyerapan glukosa dan membantu dalam mengontrol glukosa darah. Apabila dilakukan latihan fisik terus-menerus dan pada tingkat yang tepat, kadar gula darah akan turun karena Saat diberikan latihan fisik (Merangin et al., 2018). Jadi, remaja dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 harus melakukan latihan aerobik sedikitnya 150 menit per minggu dengan intensitas sedang hingga berat selama minimal 3x seminggu dengan jarak antar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut.
Untuk mencapai kesegaran kardiovaskuler yang optimal, maka idealnya latihan dapat dinilai dengan:
- Target nadi,Penderita dapat menghitung denyut nadi maksimal yang harus dicapai selama latihan.
- Kadar gula darah,Sesudah latihan jasmani kadar gula darah 140 -- 180 mg% pada usia lanjut dianggap cukup baik, sedang usia muda sampai 140 mg%.
- Tekanan darah sebelum dan sesudah latihanSebelum latihan tekanan tidak melebihi 140 mmHg dan setelah latihan maksimal tidak lebih dari 180 mmHg. (Arisman, 2010).
Tak diragukan lagi bahwa Penyakit Diabetes Mellitus menempati penyakit urutan ke-4 golongan Penyakit Tidak Menular (PTM) Jumlah kasus yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya di Indonesia yang didukung dengan Pola hidup sedentari (sedentary lifestyle) yaitu pola hidup dengan aktivitas fisik yang kurang sehingga menyebabkan kelebihan berat badan yang merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya diabetes. Oleh karena itu dalam melakakukan aktivitas fisik memiliki pengaruh besar dalam Diabetes Mellitus, melakukan Latihan fisik pada Diabetes Mellitus tipe 2 tujuannya untuk memfasilitasi penyerapan glukosa dan membantu dalam mengontrol glukosa darah. Â Latihan fisik pada Diabetes Mellitus tipe 2 yaitu salah satunya melakukan Latihan aerobik yang menggunakan otot besar dan menyebabkan peningkatan denyut jantung yang terus-menerus akan maka idealnya latihan dapat dinilai dengan melakukan pemantauan sebelum dan sesudah latihan yaitu dengan mengetahui nadi,kadar gula darah, dan Tekanan darah sebelum dan sesudah latihan.
- DAFTAR PUSTAKA
Ardiani, H. E., Permatasari, T. A. E., & Sugiatmi, S. (2021). Obesitas, Pola Diet, dan Aktifitas Fisik dalam Penanganan Diabetes Melitus pada Masa Pandemi Covid-19. Muhammadiyah Journal of Nutrition and Food Science (MJNF), 2(1), 1. https://doi.org/10.24853/mjnf.2.1.1-12
Arisman. (2010). Diabetes mellitus dan olahraga. Jurnal Ilmu Keolahragaan, 15(2), 21--29. https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/JIK/article/view/6136/5436
Dramawan, A., & Cembun, A. F. (2016). Olahraga pada Diabetes Melits Tipe 2. Jurnal Kesehatan Prima, 10(1), 1618--1625.
Faida, A. N., & Santik, Y. D. P. (2018). Kejadian Diabetes Melitus Tipe I pada Usia 10-30 Tahun. Higeia Journal of Public Health Research and Development, 1(3), 84--94.
Jais, M., Tahlil, T., Susanti, S. S. (2019). Dukungan Keluarga Dan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Yang Berobat Di Puskesmas. Jurnal Keperawatan Silampari, 5(1), 82--88.
Kurniawan, A. A., & Wuryaningsih, Y. N. S. (2016). Rekomendasi Latihan Fisik Untuk Diabetes Melitus Tipe 2. Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana, 1(3), 197. https://doi.org/10.21460/bikdw.v1i3.22
Petersmann, A., Nauck, M., Mller-Wieland, D., Kerner, W., Mller, U. A., Landgraf, R., Freckmann, G., & Heinemann, L. (2018). Definition, classification and diagnostics of diabetes mellitus. Journal of Laboratory Medicine, 42(3), 73--79. https://doi.org/10.1515/labmed-2018-0016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H