Mohon tunggu...
Atika Cahya
Atika Cahya Mohon Tunggu... Penulis - Creative Writer

Lihat tulisan saya lainnya di www.atikacahya.com dan sapa saya melalui akun Instagram @atika_cahyaa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Memaknai Hari Pahlawan, Ini 5 Cara Jadi Pahlawan untuk Diri Sendiri

12 November 2020   17:08 Diperbarui: 12 November 2020   17:15 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Annie Spratt on Unsplash

Hari Pahlawan yang dirayakan setiap tanggal 10 November, ternyata membawa makna tersendiri untuk masing-masing orang.

Nah, sedikit banyak pasti kamu pernah terbesit untuk bisa menjadi pahlawan bagi diri sendiri. Iya, selama ini mungkin kamu terlalu mengutamakan untuk menolong orang lain dalam berbagai keadaan, namun lupa menolong diri sendiri.

5 cara ini akan membuat kamu menjadi pahlawan untuk dirimu, sebelum menjadi pahlawan untuk orang lain.

1. Memaafkan diri sendiri

Photo by Ben White on Unsplash 
Photo by Ben White on Unsplash 

Untuk setiap kesalahan yang tanpa sengaja kamu lakukan atau sesuatu yang kamu anggap sebagai kekurangan yang kamu miliki, maafkanlah.

Terima bahwa kamu memang manusia biasa yang nggak bisa lepas dari sebuah kesalahan. Pun, bukan manusia sempurna yang tanpa celah sedikit pun.

Kamu nggak perlu berusaha keras untuk selalu benar dan terlihat sempurna. Karena memang itu takkan bisa.

Ada saatnya kamu berbuat salah, agar kamu bisa mengambil pelajaran dibaliknya. Kekurangan yang kamu miliki, juga akan membuatmu tetap rendah hati.

Atas kesalahan apa pun yang pernah terjadi di masa lalu, sudah saatnya kamu memaafkan itu semua. Memberi maaf akan membuat langkahmu di masa depan menjadi lebih ringan.

Dan sebetulnya, orang pertama yang berhak mendapatkan maafmu adalah dirimu sendiri.

2. Bersedia bertumbuh menjadi lebih baik

Photo by Chris Benson on Unsplash 
Photo by Chris Benson on Unsplash 

Menjadi pahlawan untuk diri sendiri, sejalan dengan kemauan untuk terus belajar memperbaiki diri.

Kamu bisa bayangkan orang-orang yang enggan mengakui kelemahannya, lalu berhenti memperbaiki dirinya. Otomatis dia akan terjebak di satu titik, nggak kemana-mana. Merasa dirinya sudah cukup baik, padahal ada hal lain yang perlu diperbaiki.

Bertumbuh menjadi lebih baik itu memang seperti perjalanan panjang yang perlu dilakukan setiap hari. Ibarat menaiki sepeda, butuh terus mengayuh untuk menjaga keseimbangan. Ketika berhenti, bisa-bisa kamu akan jatuh.

Kunci untuk bisa bertahan dalam fase ini, nikmatilah proses bertumbuh ini. Mungkin akan ada satu-dua hal yang nggak kamu suka, tapi percayalah itu akan menguatkanmu.

3. Meluangkan waktu untuk diri sendiri

Photo by Samantha Gades on Unsplash 
Photo by Samantha Gades on Unsplash 

Sibuk mengutamakan hal-hal di luar diri, sampai lupa bahwa diri kamu juga butuh diberikan waktu. Dirimu butuh dirawat. Bukan hanya fisiknya, melainkan juga kesejahteraan batinnya.

Ada saatnya kamu melakukan banyak kegiatan yang membawa manfaat untuk orang lain, namun itu bukan alasan untuk kamu boleh melupakan dirimu sendiri.

Ambil jeda, lakukan hal yang kamu suka. Nggak ada salahnya untuk sesekali memberikan reward atas kerja kerasmu.

4. Menyelamatkan diri dari orang yang salah

Photo by Priscilla Du Preez on Unsplash 
Photo by Priscilla Du Preez on Unsplash 

Ada sebagian orang yang rela berada di lingkungan yang toxic, hingga mengorbankan dirinya sendiri.

Terkadang, ada beberapa hal yang memaksa kamu untuk mengambil pilihan yang berat. Salah satunya ketika kamu dihadapkan dengan pilihan untuk meninggalkan orang-orang yang ternyata membawa dampak buruk untuk diri kamu, atau tetap bertahan dengan catatan kamu akan terus menjadi korban.

Kalau kamu ada di posisi ini, satu saran yang bisa kamu coba, jadilah realistis.

Kamu perlu sadar, sebelum kamu bisa meyelamatkan orang lain untuk ke arah yang lebih baik, pastikan kamu menyelamatkan dirimu dari lingkungan yang bisa membawamu pada hal yang lebih buruk.

Kamu berharga dan layak dijaga, setidaknya oleh diri kamu sendiri.

5. Mengizinkan diri untuk nggak baik-baik saja

Photo by Claudia Wolff on Unsplash 
Photo by Claudia Wolff on Unsplash 

"It's okay to not be okay." Mungkin kalimat ini sudah nggak asing lagi di telingamu. Dan ini benar.

Ketika keadaan yang berat membuatmu merasakan banyak hal yang nggak menyenangkan, apa salahnya untuk mengakui bahwa itu memang menyakitkan?

Ketika kamu sedih, marah, kecewa, lelah, apa salahnya untuk mengakuinya?

Seringkali, manusia memaksa untuk tetap terlihat baik, meski kenyataannya sama sekali nggak seperti itu. Padahal, setiap orang juga pasti punya fase naik-turunnya dalam hidup, tanpa terkecuali kamu. Ada saatnya sedih, karena hidup nggak melulu soal bahagia.

Izinkan dirimu untuk merasakan hal-hal yang sering kamu tolak keberadaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun