Pisahkan pengeluaran ke dalam beberapa pos. Misalnya, saving (tabungan, investasi, dana darurat), living (pengeluaran tetap seperti tempat tinggal, makan, listrik, transport, dll), playing (nongkrong, nonton, jalan-jalan), dreaming (tabungan khusus untuk mencapai apa yang diinginkan, misal: beli barang A), giving (sedekah, beli hadiah).
Setiap pos disesuaikan dengan masing-masing individu. Beda orang, pasti beda kebutuhan.
Dengan memisahkan pos-pos pengeluaran seperti ini, akan lebih memudahkan kita melakukan evaluasi keuangan. Jadi, nggak ada yang namanya uang hilang entah kemana, dipakai untuk apa.
Hal paling penting ketika membuat pos pengeluaran adalah logis.
Jangan sampai menganggarkan sesuatu terlalu kecil sampai memberatkan diri sendiri, atau bahkan menyiksa, yang ujung-ujungnya akan jadi alasan untuk kita melanggar rencana keuangan yang sudah dibuat.
2. Anggarkan untuk investasi dan tabungan
Banyak orang yang masih salah paham tentang ini. Menganggap bahwa investasi dimulai nanti ketika sudah punya uang banyak dan menabung ketika uang kita sisa.
Padahal, investasi dan menabung itu sebaiknya dimulai sejak saat ini juga.
Bukan tentang seberapa banyak uang yang bisa kita investasikan, melainkan bagaimana kebiasaan investasi dan menabung bisa terbentuk.
Mulai sisihkan untuk investasi dan menabung diawal kita menerima pendapatan, jadi bukan diakhir ketika ada sisa.
Iya kalau sisa, kalau nggak?
3. Sedekah itu penting banget
Prinsip yang harus selalu kita pegang adalah semakin kita bersedia untuk berbagi, semakin bertambah pula nilai keberkahan yang ada di dalam harta kita.