Mohon tunggu...
Atika annisa
Atika annisa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Life is not theory but life is action

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Masih Relevankah Pan-Islamisme di Indonesia?

14 Juli 2020   07:53 Diperbarui: 3 Juni 2021   15:47 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita ambil contoh dari gambaran kemenangan Anies - Sandi atas dukungan islamisme se-indonesia menunjukkan suatu bukti bahwa umat muslim kalangan islamisme di Indonesia sudah terdoktrin bahwa Islam memiliki teori politik dan negara segalanya ada dalam syariah yang bersumber dari Alquran.

Selain itu islamisme memiliki paham bahwa seorang pemimpin adalah pemimpin politik sekaligus pemimpin keagamaan umat Islam. dasar paham islamisme adalah bahwa agama mayoritas bangsa Indonesia adalah Islam yang mesti dipimpin oleh pemimpin yang beragama Islam.

Gus Dur pernah memberikan kritik untuk masalah ini menurut Gusdur realitas penganut agama Islam di Indonesia masih berada pada tahap Islam identitas dan penganut Islam yang benar-benar taat menjalankan rutinitas ibadahnya belum sebanding dengan yang masih abangan hal ini yang tidak sepandan dengan ambisi islamisme untuk menegakkan Negara Islam yang berdasarkan syariat Islam secara total di Indonesia

Kesimpulannya adalah, gerakan islam itu tidak membeda-bedakan ras suku, bangsa dan kelas gerakan islam itu hangat, tetapi juga kuat dalam membebaskan sesama umatnya dari kesengsaraan seperti kemiskinan penindasan, dan juga eksploitasi manusia. 

Islam itu sama sekali tidak mengajarkan permusuhan tidak juga menyebar kebencian. Kalian juga harus bisa benar-benar membedakan mana gerakan Islam yang memang memiliki tujuan untuk membebaskan umat dari kesengsaraan dan mana yang hanya mementingkan kepentingan segelintir golongan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun