Mohon tunggu...
Yume
Yume Mohon Tunggu... Lainnya - I'm just newbie

Temukan kebahagiaanmu pada kesederhanaan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tuan Tanah di Reigate

7 September 2021   02:09 Diperbarui: 7 September 2021   02:24 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tenggang waktu beberapa hari. Ketika tadi malam Anda mengatakan soal adanya bahaya yang mengancam, saya sempat berpikir bahwa tempat ini sebenarnya tak terlalu cocok untuk operasi pencurian. Wah, ternyata saya salah."

"Saya rasa mereka ya orang sini saja," kata Pak Kolonel. "Tentu saja mereka lalu mengincar

rumah Acton dan Cunningham, karena kedua rumah itulah yang terbesar di sekitar sini."

"Dan apakah mereka juga termasuk orang-orang yang paling kaya di sini?"

"Well, tentunya ya, tapi sudah beberapa tahun mereka bersengketa di pengadilan, dan untuk itu

mereka harus mengeluarkan banyak biaya. Si tua Acton merasa memiliki separo tanah Cunningham,

dan para pengacara mereka berusaha memenangkan klien masing-masing."

"Kalau orang sini saja, pasti tak susah untuk menangkapnya," kata Holmes sambil menguap.

"Baiklah, Watson, aku tak berniat untuk ikut campur."

"Inspektur Forrester, sir," kata kepala pelayan sambil membuka pintu. Seorang petugas polisi yang gagah, masih
muda, dan penuh semangat memasuki ruangan.
"Selamat pagi, Kolonel," katanya. "Maaf, saya
mengganggu, tapi kami dengar Mr. Holmes dari
Baker Street ada di rumah Anda."
Pak Kolonel melambaikan tangan ke arah
temanku, dan inspektur polisi itu membungkukkan
badan untuk menghormat.
"Kami harap Anda bersedia turun tangan, Mr.
Holmes."
"Wah, nasib membawaku untuk tidak
menuruti anjuranmu, Watson," katanya sambil
tertawa. "Kami memang sedang membicarakan hal
itu ketika Anda datang, Inspektur. Silakan Anda
menambahkan beberapa rinciannya." Ketika dia lalu menyandarkan punggungnya ke tempat duduknya
dengan gayanya yang khas, tahulah aku bahwa tak ada gunanya lagi mencegahnya.


"Kami tak punya petunjuk apa pun dalam kasus Acton. Tapi kini kami dihadapkan pada banyak
hal yang harus diselidiki, dan tak diragukan lagi bahwa pada setiap kasus pelakunya sama. Ada yang
melihat pelaku itu."
"Ah!"
"Ya, sir. Tapi dia langsung kabur setelah menembak William Kirwan yang malang itu. Mr.
Cunningham melihatnya dari jendela kamar tidurnya, dan Mr. Alec Cunningham juga melihatnya dari
arah lorong belakang rumah. Waktu itu jam dua belas kurang seperempat Mr. Cunningham baru saja
naik ke tempat tidurnya, dan Mr. Alec yang sudah mengenakan pakaian tidur sedang mengisap pipa.
Mereka berdua mendengar William, sang kusir itu, berteriak minta tolong, dan Mr. Alec berlari
menuruni tangga untuk melihat apa yang sedang terjadi. Pintu belakang terbuka, dan ketika dia sampai
di kaki tangga dia melihat dua pria sedang berkelahi di luar. Salah satu dari kedua orang itu melepaskan
tembakan, dan lawan nya terjatuh. Kemudian si pembunuh berlari me nyeberangi taman dan melompati pagar tanaman. Mr. Cunningham, yang waktu itu melongok dari jendela kamar tidurnya, melihat si
pembunuh ketika dia sudah sampai ke jalan raya, tapi sesudah itu pria itu langsung menghilang. Mr.
Alec mendekati orang yang tertembak itu dengan maksud untuk menolongnya, sehingga pembunuh itu
bisa kabur dengan mudah. Fakta yang bisa didapat hanyalah bahwa sosok pembunuh itu sedang-sedang
saja dan berpakaian serba hitam. Tak ada petunjuk tentang ciri-ciri lainnya, tapi kami sedang terus
menghimpun informasi, dan kita akan segera tahu apakah dia berasal dari wilayah ini atau tidak."
"Apa yang sedang dikerjakan William saat itu? Apakah dia sempat mengucapkan sesuatu
sebelum meninggal?"
"Tak sepatah kata pun. Dia tinggal di perumahan yang disediakan bersama ibunya, dan karena
dia pekerja yang sangat setia, tentunya saat itu dia sedang berjalan menuju rumah tuannya untuk
memeriksa keadaan rumah itu. Pengawasan di semua rumah memang diperketat sejak kejadian di
rumah Acton. Pencuri itu tentunya baru saja berhasil mendongkel pintu---kuncinya jadi rusak---ketika
William memergokinya."
"Apakah William mengatakan sesuatu kepada ibunya sebelum meninggalkan rumahnya?"
"Ibunya itu sudah sangat tua dan tuli, dan kami tak bisa mendapatkan informasi apa-apa
darinya. Kejadian yang sangat memukul ini telah membuatnya bagaikan kehilangan akal tapi setahu
saya dia memang tak pernah waras. Namun ada satu hal yang sangat penting. Coba lihat ini!"
Dia mengeluarkan secarik robekan kertas dari buku catatannya, dan menaruhnya di atas lutut.
"Ini ditemukan terselip di antara jari telunjuk dan jempol almarhum. Nampaknya seperti dirobek
dari kertas yang besar. Dapat Anda lihat bahwa waktu yang tertera di situ sama persis dengan saat pria
malang itu menemui ajalnya. Bisa jadi si pembunuh yang merobek kertas itu dan bagian lain
robekannya terbawa olehnya atau korbanlah yang mungkin telah merebut robekan ini dari sang
pembunuh. Bunyinya seperti janji sebuah pertemuan."
Holmes mengambil robekan kertas itu, yang reproduksinya dapat Anda lihat di sini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun