Mohon tunggu...
Atika Maulidayanti
Atika Maulidayanti Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Saya seorang pegawai di salah satu anak perusahaan swasta di jakarta

Hobi baru saya menulis, dan membaca, serta menonton film. Ternyata menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sedikit Cerita tentang "Si Cuci Darah (Hemodialisa) "

16 Mei 2023   23:27 Diperbarui: 16 Mei 2023   23:32 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao


2) Pencegahan dan pengobatan komplikasi misalnya hipertensi, hiperkalemia, anemia, asidosis, diet
rendah fosfat, pengobatan hiperuresemia. 

a) Hipertensi
Manajemen hipertensi pada pasien PGK menurut Suharyanto (2006) dapat dikontrol dengan pembatasan natrium dan cairan, dapat juga diberikan obat antihipertensi seperti metildopa (aldomet), propranolol, klonidin (catapres). Apabila penderita sedang menjalani terapi hemodialisa, pemberian antihipertensi dihentikan karena dapat mengakibatkan hipotensi dan syok yang diakibatkan oleh keluarnya cairan intravaskuler melalui ultrafiltrasi.


b) Hiperkalemia
Hiperkalemia merupakan komplikasi yang paling serius, karena bila K+ serum mencapai sekitar 7 mEq/L dapat mengakibatkan aritmia dan juga
henti jantung. Hiperkalemia dapat diobati dengan pemberian glukosa dan insulin intravena, yang akan memasukkan K+ ke dalam sel, atau dengan pemberian Kalsium Glukonat 10% (Sudoyo, 2006).


c) Anemia
Anemia pada PGK diakibatkan penurunan sekresieritropoeitin oleh ginjal. Pengobatannya adalah pemberian hormon eritropoeitin, yaitu rekombinan eritropoeitin (r-EPO) selain dengan
pemberian vitamin dan asam folat, besi dan tranfusi darah (Sudoyo, 2009).


d) Asidosis
Asidosis ginjal biasanya tidak diobati kecuali HCO3, plasma turun di bawah angka 15 mEq/I.Bila asidosis berat akan dikoreksi dengan pemberian Na HCO3 (Natrium Bikarbonat) parenteral. Koreksi pH darah yang berlebihan dapat mempercepat timbulnya tetani, maka harus dimonitor dengan seksama (Sudoyo, 2006).

e) Diet rendah fosfat
Diet rendah fosfat dengan pemberian gel yang dapat mengikat fosfat di dalam usus. Gel yangdapat mengikat fosfat harus dimakan bersama dengan makanan (Sudoyo, 2006).

Selain penatalaksanaan yang baik penderita gagal ginjal kronik pun membutuhkan dukungan emosional dari keluarga terdekatnya.  Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Uswatun Khasanah ,Lutfi Wahyuni, Chaterina Janes Pratiwi tahun 2021, dalam penelitian yang berjudul "Hubungan Dukungan Emosional dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik di Ruang Hemodialisa RSUD Kota Madiun". Dihasilkan bahwa dari hasil analisa data spearmen rho menunjukkan
H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya Ada Hubungan Dukungan Emosional Dengan Kualitas Hidup Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Di Ruang Hemodialisa RSUD Kota Madiun yang ditunjukkan dari nilai value (0,000) artinya lebih kecil dari nilai (0, 05), dengan demikian dapat disimpulkan secara statistik dengan derajat kepercayaan 96%, diyakini ada hubungan dukungan emosional dengan kualitas hidup. Dengan tingkat keeratan hubungan kuat yang ditunjukan oleh nilai correlation coeficient sebesar 0, 639. Arah hubungan antara variable adalah korelasi positif artinya semakin baik dukungan emosional maka semakin tinggi kualitas hidup pada pasien gagal ginjal kronik.

Jadi, mari kita dukung keluarga kita, jika mereka ada yang sedang menderita gagal ginjal kronik dengan terapi Hemodialisa (Cuci darah). Agar mereka lebih semangat dalam menjalani hidupnya. 

Sumber:

Muttaqin, A. (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.

Nastiti, F. (2015). Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Gizi Terhadap Asupan Kalium pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa Rawat Jalan di RSUD Sukoharjo. (Internet). Available from: >

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun