Mohon tunggu...
Atika Maulidayanti
Atika Maulidayanti Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Saya seorang pegawai di salah satu anak perusahaan swasta di jakarta

Hobi baru saya menulis, dan membaca, serta menonton film. Ternyata menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Ekonomi Digital, "Menuju Ekonomi ASEAN Integratif secara Konektif antar Negara ASEAN"

16 Mei 2023   07:28 Diperbarui: 16 Mei 2023   07:48 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Tantangan dalam ekonomi di masyarakat semakin sulit dan semakin tinggi tingkat persaingan nya. Siapa yang mampu memanfaatkan perkembangan ekonomi yang menuju ke arah digitalisasi maka akan mampu bertahan dalam pertempuran di kancah era ekonomi digital saat ini. 

Ekonomi digital adalah jenis ekonomi yang memanfaatkan teknologi digital. Konsep ekonomi digital diperkenalkan pertama kali oleh Don Tapscott pada tahun 1996 dalam karya tulis ilmiahnya yang berjudul The Digital Economy: Promise and Peril in the Age of Networked Intelligence (Wikipedia). 

Berkembangnya ekonomi digital di berbagai negara khusus nya Indonesia sangat menentukan nilai ekonomi kehidupan masyarakat negara tersebut. 

Berdasarkan Studi Google Temasek, Bain & Company (2022) menunjukkan ekonomi digital Indonesia di 2022 mencapai USD77 miliar atau tumbuh 22% dari 2021. Indonesia berhasil menjadi pemain utama dalam ekonomi digital ASEAN, karena sekitar 40% dari nilai total transaksi ekonomi digital ASEAN berasal dari Indonesia. Investasi pada sektor ekonomi digital Indonesia juga tumbuh positif, ditunjukkan oleh deal value investasi pada triwulan pertama 2022 sebesar USD3 miliar, yang merupakan nilai tertinggi kedua setelah Singapura.

Dengan kinerja positif sektor ekonomi digital tersebut, nilai valuasinya diperkirakan akan tumbuh dua kali lipat menjadi USD130 miliar pada 2025, dan akan mencapai USD220-USD360 miliar di 2030. Pencapaian tersebut juga disokong oleh kondisi Indonesia yang mempunyai mayoritas jumlah penduduk berusia produktif, kemudian memiliki lebih dari 2.400 perusahaan start-up sehingga menjadi peringkat ke-6 di dunia dengan jumlah start-up terbanyak, dan juga tingkat penetrasi internet yang sudah mencapai 76,8%.

Dalam siaran pers yang bertajuk Kembangkan Ekonomi Digital, Indonesia Butuh Talenta Digital Berkualitas, Kominfo menyatakan ekonomi digital Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang. Laporan We Are Social menunjukkan dari 77% populasi Indonesia menjadi pengguna internet aktif atau  mencapai 212,9 juta orang pada Januari 2023 (Siaran Pers No. 28/HM/KOMINFO/03/2023).

Jika dilihat dari pendekatan pertumbuhan di Kawasan Asean, nilai ekonomi digital Indonesia menduduki 3 besar. Dimana Filipina, sebesar 93 persen secara year on year (yoy). Disusul oleh Thailand 51 persen dan Indonesia 49 persen.

ekonomi digital adalah masa depan Indonesia seperti diproyeksikan oleh riset Google, Temasek, dan Bain & Company tersebut. 

Ekonomi digital juga dapat dijadikan patokan sebagai masa depan bagi anak muda negara ini. Oleh karena itu, talenta digital generasi para muda harus terus didorong untuk mengembangkan knowledge base economy, sehingga akan lahir banyak inovasi untuk menumbuhkan ekonomi digital dan bersaing dengan negara lain.

Salah satu gebrakan yang di lakukan BI (Bank Indonesia) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) yang meningkatkan perkembangan ekonomi digital Indonesia adalah dengan membuat dan mengembangkan QRIS (QR Code Indonesia Standard). 

Bank Indonesia (BI) mencatat merchant pengguna Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) telah mencapai 24,9 juta pengguna hingga Februari 2023.

Sejalan dengan itu, Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Fitria Ismi Triswati mengatakan bahwa secara total, pengguna QRIS telah mencapai 30,87 juta. 

Dari hasil pengolahan data dari jurnal yang berjudul Preferensi konsumen dalam menggunakan quick response code indonesia standard (qris) sebagai alat pembayaran digital, diperoleh bahwa secara simultan seluruh faktor persepsi memiliki pengaruh terhadap preferensi konsumen menggunakan QRIS sebagai alat transaksi pembayaran digital, sedangkan berdasarkan hasil pengujian individual, faktor persepsi kemanfaatan memiliki pengaruh signifikan terhadap minat penggunaan QRIS. Hal ini sesuai dengan hasil odd ratio bahwa kecenderungan atau peluang persepsi kemanfaatan mempengaruhi minat konsumen dalam menggunakan QRIS sebesar 99,549 kali
(Oktoviana Banda Saputri, 2020).

Oleh karena semakin tingginya pengguna dan merchant yang menggunakan QRIS di Indonesia, BI mempelopori penggunaan manfaat QRIS yang tidak hanya digunakan di Indonesia namun dapat digunakan dalam sistem pembayaran internasional. Dalam langkah awal tersebut dalan kegiatan KTT ASEAN. 

Bank Indonesia (BI) dan bank sentral dari 4 negara ASEAN akan bekerja sama membangun konektivitas pembayaran (ASEAN Payment Connectivity). Keempat bank sentral tersebut adalah Bank of Thailand, Bank Negara Malaysia, Monetary Authority of Singapore dan Bank Sentral Filipina (qris.id,  2022).

KTT ASEAN ke-42 yg bertema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth berlangsung di Labuan Bajo (9-11 Mei 2023) menghasilkan para pemimpin negara Asean sepakat untuk mendorong penguatan konektivitas pembayaran regional dan transaksi mata uang lokal masing-masing negara atau dedolarisasi dalam Konferensi Tingkat Tinggi. Konektivitas pembayaran regional (regional payment connectivity/RPC) dan transaksi mata uang lokal masing-masing negara (local currency transaction/LCT) sebagai sarana memajukan konektivitas pembayaran regional dan mekanisme transaksi mata uang lokal masing-masing negara Asean (presidenri.go.id) 

Semakin mudah nya proses pembayaran disetiap negara ASEAN diharapkan dapat memajukan ekonomi digital di masing-masing negara anggota. Semakin maju dalam bidang ekonomi makan akan semakin maju dan meningkat taraf hidup masyarakat sebuah negara. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun