Mohon tunggu...
Ati Hidayati
Ati Hidayati Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

Blog ini dibuat supaya saya banyak menulis. Jadi isinya tentang banyak hal yang berkaitan dengan saya, hidup saya, keilmuan saya, dan seterusnya. Semoga ada pelajaran yang bisa diambil

Selanjutnya

Tutup

Diary

Dua Garis Merah

31 Agustus 2024   16:04 Diperbarui: 31 Agustus 2024   16:07 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Tulisan ini saya tulis pada 17 September 2016. Entah kenapa urung saya post. Mungkin merasa belum sreg. Sekarang saya baca kembali, sepertinya sayang jika tidak dipost. 

Bulan puasa tahun ini (2016) adalah bulan puasa terindah dalam hidup saya dan suami. Betapa tidak? Setelah setahun lebih menanti, saya dinyatakan positif hamil! Alhamdulillah...

Jika sesuai dengan siklus haid saya yang teratur, menurut perhitungan seharusnya tanggal 8 Juni 2016 kemarin saya datang bulan. Namun agak kaget ketika si tamu bulanan belum datang pada tanggal tersebut. Waktu itu saya berpikir mungkin keterlambatan biasa. Sampai tanggal 11 Juni 2016, datang bulan saya belum juga muncul. Berarti saya telat 3 hari. Persediaan testpack masih ada 3 di lemari, namun saya urung menggunakannya. Khawatir hasil test sama saja seperti sebelumnya: satu garis alias tidak hamil. Mengetahui keterlambatan haid saya dan belum mau melakukan test diiyakan oleh suami saya. Ia begitu memahami kegalauan saya setiap kali test menyatakan negatif hamil.

Tanggal 15 Juni 2016 saya belum juga datang bulan. Telat 7 hari. Saya dan suami langsung H2C alias harap-harap cemas.

"Sudah telat 7 hari. Mau pakai testpack, sayang?" Tanya suami saat santap sahur

"Ga tahu, ni. Aku takuuut... Takut garisnya cuma satu." Saya betul-betul galau saat itu.

"Ya sudah besok-besok saja testnya, ga apa-apa," Kata suami penuh pengertian. 

Setelah shalat Shubuh dan tilawah, suami saya memutuskan tidur kembali karena pagi itu tidak ada kegiatan mendongeng. Saya ikut menyusul ke tempat tidur. Namun sulit sekali mengusir kegalauan hati ini. Mata saya terpejam tapi pikiran dan hati bertanya-tanya: 

"Apakah saya telat haid karena hamil?", "Apakah sebaiknya saya melakukan test hari ini?", "Tapi bagaimana kalau hasilnya masih negatif?" 

Setelah hampir satu jam penuh kegelisahan, akhirnya saya memutuskan untuk melakukan test. Saya ambil testpack dari dalam lemari, lalu ke kamar mandi. Menurut aturan yang ditulis, sebaiknya menggunakan urine pertama saat bangun tidur di pagi hari. Ini jelas bukan urine pertama saya, tapi saya nekat karena penasaran. Sambil menunggu testpack bereaksi, yang katanya sekitar 3 menit, saya berdiam diri di kamar mandi sambil memejamkan mata. Rasanya itu 3 menit terlama dalam hidup saya :D

Saya masih memejamkan mata saat mengangkat testpack. Membuka mata sedikit sekali, atau orang bilang mengintip, lalu kembali menutup mata. Darah saya berdesir karena rasa-rasanya yang saya lihat tadi testpacknya menunjukkan dua garis merah. Saya kembali membuka mata perlahan dengan jantung berdegup kencang. Dan melihat dengan jelas di depan mata saya testpack yang saya pegang menunjukkan dua garis merah! 

"Ohhh... Benarkaaaaah?" Batin saya meragu

Saya membuka kedua mata saya lebar-lebar, memastikan kembali. Dan saat yakin tespack menunjukkan dua garis merah, saya mendapati penglihatan saya memudar karena genangan air mata.

"Subhanallah walhamdulillaah...!" Hati, mata, telinga, tangan, kaki saya bertasbih dan bertahmid mengucap syukur. Air mata saya tumpah penuh kesyukuran.

Catatan:

Sekarang usia anak saya 7 tahun 6 bulan. Semoga menjadi anak laki-laki yang sholih, muslim yang kuat, manusia bermanfaat bagi seluruh alam, kelak masuk surga bersama Muhammad SAW. Aamiin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun