Mohon tunggu...
Atif Fariz
Atif Fariz Mohon Tunggu... -

Psikologi UIN MALIKI Malang Nim 14410059

Selanjutnya

Tutup

Nature

Asal Mula Konvensi Ramsar

1 Desember 2014   04:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:23 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asal mula konvensi RAMSAR

Jika kita mendengar kata Lingkungan hidup, mungkin yang terbayang adalah sebuah ekosistem yang masih asri, dimana semak-semak masih banyak, hewan rodentia berkejaran, bau apak hutan, cicitan burung, atau suara monyet bersahut-sahutan. Bisa jadi, dibawah batu yang sedang kau duduki, ada keluarga cacing atau lipan. Bisa jadi, dipucuk pohon tempat kau bernaung, ada sarang burung robin.

Lebih jauh lagi, saat kita berjalan menelusuri aliran sungai, mungkin saja kita akan bertemu jejak kancil, atau rusa. Bisa jadi, kita menemukan bangau yang sedang melahap ikan. Dan kalau sedang beruntung, seekor ular akan berlalu dengan cepat, berenang meliuk-liuk, lalu menghilang dibalik cerukan.

Namun, apakah Lingkungan Hidup hanya Sebatas yang Kita Imajinasikan?

Sebenarnya, ada salah satu lingkungan hidup, yang selama ini kurang mendapat perhatian dari orang awam. Lingkungan hidup tersebut, berupa lahan basah. Lahan basah adalah lahan yang terkadang digenangi oleh air. Ada 3 jenis lahan basah yang terkenal, yaitu rawa, gambut, dan paya.

Di seluruh penjuru dunia, lahan basah teridentifikasi seluas 1.854.370 km². Lahan basah selama ini kurang mendapat perhatian, dikarenakan masih banyak orang yang belum mengetahui keindahan dan keistimewaannya. Rawa Mangrove, misalnya, dapat menahan abrasi pada pantai. Lalu, apakah hanya sebatas itu saja? Sebagian besar penduduk dunia, membuka lahan basah dan menjadikannya lahan pertanian disebabkan tanahnya yang subur. Lantas, bagaimana dengan keaslian lahan basah?

Penelitian menunjukkan, bahwa keanekaragaman hayati pada lingkungan lahan basah termasuk kategori eksotik. Beberapa macam tipe vegetasi dapat tumbuh di lahan basah, seperti vegetasi mangrove, vegetasi paya rumput, dan lain-lain. Satwa yang ditemukan pada ekosistem ini pun beragam, seperti biawak, ular, katak,ikan, dan ratusan jenis burung.

Bagaimana Caranya agar Lahan Basah Tetap ada?

Salah satu cara yang populer, adalah konservasi. Konservasi ini dilakukan karena ternyata lahan basah menjadi tempat tinggal bagi sejenis burung air. Kalau lahan basah hilang, maka diperkirakan spesies burung air ini akan punah. Sebuah konservasi, hanya akan tinggal cerita, jika tidak ada kekuatan hukum yang menjamin keberadaan konservasi tersebut.

Sebagai tuntutan agar konservasi lahan basah dapat diterapkan dengan tegas di berbagai negara, maka pada tanggal 2 Februari 1971, diadakanlah sebuah konvensi internasional, disebuah kota, di negara Iran. Konvensi tersebut dinamakan Konvensi Ramsar, sesuai dengan nama kota tempat dilaksanakannya konvensi tersebut. Hasil dari keputusan konvensi Ramsar, menyatakan perlindungan terhadap lahan basah diseluruh dunia, dan seluruh lahan basah yang ada di dunia, dijadikan situs warisan Ramsar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun