Mohon tunggu...
Atif Fariz
Atif Fariz Mohon Tunggu... -

Psikologi UIN MALIKI Malang Nim 14410059

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sejarah kelam Indonesia dan Populasi

1 Desember 2014   04:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:24 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara ilmiah, populasi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan besar makhluk hidup sejenis yang menempati wilayah yang sama, pada waktu yang sama. Seiring berjalannya waktu, populasi ini akan terus berkembang dan jumlah individu akan semakin bertambah. Sementara, luas wilayah yang ditempati populasi ini akan selalu sama, dan bahkan cenderung menyusut. Akibatnya, terjadilah persaingan antar individu untuk tetap mempertahankan hidupnya.

Saat suatu populasi meningkat, akan terjadi pergeseran fungsi dalam berbagai aspek. Mulai dari pergeseran fungsi lahan, pergeseran tatakrama dan nilai-nilai, serta kesenjangan ekonomi. Seperti yang kita ketahui, sebuah lahan memiliki dua fungsi yang harus seimbang. Fungsi lahan yang pertama adalah sebagai lahan pemukiman, yang meliputi lahan pertanian, perkebunan, dan perumahan. Sedangkan fungsi lahan yang kedua, adalah sebagai kawasan lindung. Jika terjadi ketidakseimbangan diantara keduanya, akan muncul sebuah situasi yang memungkinkan terjadinya konflik antar dua populasi berbeda.

Ramalan Thomas Robert Malthus dan Kenyataannya

Dalam sebuah esai tentang prinsip mengenai kependudukan, yang pertama kali diterbitkan pada 1798, Malthus membuat ramalan yang terkenal bahwa jumlah populasi akan mengalahkan pasokan makanan, yang menyebabkan berkurangnya jumlah makanan per orang. Jumlah populasi akan bertambah menurut deret ukur, sementara jumlah ketersediaan pangan akan bertambah dalam deret hitung.

Mungkin pada masa itu, ramalan ini belum dapat dibuktikan secara nyata.Berabad-abad setelahnya, barulah semua orang meyakini bahwa ramalan ini terbukti dan benar-benar terjadi. Indonesia pernah menjadi saksi bisu, dimana harga barang-barang pokok naik berkali lipat. Dimana rakyat miskinnya tak mampu membeli beras yang layak. Atau bahkan tak mampu untuk sekedar memakan makanan yang layak. Busung lapar, dan kematian, menjadi bayang-bayang yang menghantui setiap wajah penduduk menengah kebawah.

Masalah-masalah yang Muncul Berkaitan dengan Populasi

Setelah peningkatan populasi dan terjadinya pergeseran fungsi lahan, rakyat mulai kekurangan bahan makanan. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya lahan pertanian, sehingga para petani tidak mampu menghasilkan bahan pangan yang cukup. Akibatnya, negara mulai bergantung pada persediaan pangan luar negri.

Malangnya, akibat permintaan yang terlalu besar terhadap pasokan bahan pangan luar negri yang tidak sebanding dengan stok negeri yang bersangkutan, harga menjadi naik berkali-kali lipat. Asia tenggara mulai mengalami krisis moneter. Banyak perusahaan asing yang enggan menanamkan modalnya di negara-negara kawasan asia tenggara. Akibatnya, banyak terjadi pengangguran, dan kriminalitas.

Jika kita melihat sejarah, tentulah kita terhenyak akan apa yang terjadi pada negeri ini. Kerusuhan Mei, identik dengan demonstrasi besar-besaran. Penjarahan dimana-mana. Bahkan korban tewas dari kalangan mahasiswa. Kriminalitas merajalela, berdenyut dalam setiap sendi kehidupan, mengintai siapapun yang lengah.

Segala kerusuhan, wabah, dan kriminalitas sedahsyat ini, hanya dikarenakan satu hal mendasar, yaitu kenaikan populasi yang tidak teratur. Betapa hebatnya masalah terkait dengan ketidakteraturan kenaikan jumlah populasi, sehingga menyebabkan negeri kita yang subur, tidak sanggup mencukupi kebutuhan rakyatnya.

Solusi

Solusi yang mungkin sekiranya dapat menyelesaikan masalah ketidakteraturan kenaikan jumlah penduduk di Indonesia, adalah dengan memberikan penyuluhan dan sosialisasi program Keluarga Berencana. Pada dasarnya, program Keluarga berencana ini berbasis ZPG (Zero Population Growth), sehingga pertumbuhan penduduk adalah nol. KB identik dengan dua orang anak, karena kedua orang anak tersebut, dapat menggantikan kedua orangtuanya ketika telah tiada. Dengan memberikan sosialisasi yang tepat, permasalahan penduduk dapat diatasi sehingga kedepannya, tidak akan terulang lagi kekacauan luar biasa akibat ketidakteraturan pertambahan populasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun