Pemanfaataan tembaga sebagai konduktor listrik dalam kabel
Tembaga (Cu) adalah logam transisi yang stabil dengan nomor atom 29. Tembaga memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki permintaan tinggi di industri. Tembaga dapat di daur ulang tanpa kehilangan sifat kimianya dan merupakan logam yang baik sebagai konduktor listrik dengan elektron di subkulit 4sⁱ yang mudah dilepas. Elektron bebas ini dapat bergerak dengan mudah saat arus listrik diterapkan. Tembaga memiliki resistivitas listrik rendah (sekitar 1.68cm), yang berarti arus listrik dapat mengalir dengan sedikit hambatan. Ini menjadikan tembaga sangat efisien dalam menghantarkan listrik, sehingga energi yang hilang dalam bentuk panas dapat diminimalkan.
Hubungan dengan kasus pencurian kabel tembaga
Kabel listrik yang mengandung tembaga biasanya banyak di pakai di berbagai distribusi listrik dan juga di gunakan di berbagai industri. Akhir-akhir ini banyak nya pencurian kabel tembaga menjadi salah satu masalah yang harus diatas. Tujuan dari pencurian kabel agar dapat dijual kembali karna harga tembaga yang mahal. Kabel tembaga sendiri dapat di daur ulang dengan cara dilebur dan diproses tanpa kehilangan konduktifitas dari tembaga tersebut. Daur ulang tembaga melibatkan pencairan dan pemanasan disuhu sekitar 1.085⁰C dengan reaksi :
Cu(s)→Cu(l)
sehingga tembaga dapat digunakan kembali. Adapun, Pemotongan kabel aktif dapat memicu percikan api yang menghasilkan reaksi eksotermik yang berbahaya. Misalnya, percikan dapat memanaskan udara hingga menghasilkan oksida tembaga berbahaya (CuO). Pembentukan Tembaga(II) Oksida (CuO) :
Tembaga(II) oksida terbentuk ketika oksigen tersedia dalam jumlah cukup atau berlebih:
2Cu(s)+O₂(g)→2CuO(s)
Dalam kondisi tertentu, pembakaran isolasi kabel (yang biasanya berbahan polimer seperti PVC) dapat menghasilkan gas beracun, seperti karbon monoksida (CO) dan hidrogen klorida (HCl):
C₂H₃Cl(s)+O₂(g)→CO(g)+HCl(g)+H₂O(g)
Setelah dicuri, kabel tembaga sering dilebur untuk memisahkan logam dari bahan isolasi. Proses kimia yang terlibat dalam daur ulang tembaga meliputi: Pemanasan Tembaga: Tembaga dilebur pada suhu tinggi dalam tungku. Jika oksigen masuk selama peleburan, reaksi berikut dapat terjadi, membentuk slag oksida tembaga:
Cu(l)+O₂(g)→CuO(s)
Namun, oksida ini biasanya dapat direduksi kembali menjadi tembaga murni dengan menggunakan karbon sebagai agen pereduksi: CuO(s)+C(s)→Cu(s)+CO(g)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H