Mohon tunggu...
Atief Muhammad Gani
Atief Muhammad Gani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa di Universitas Negeri Padang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pembelajaran Berbasis E-Learning dan Blended Learning

3 Desember 2021   20:58 Diperbarui: 3 Desember 2021   21:17 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tujuan merancang pembelajaran adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran dilakukan dengan cara memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan (Degeng, 1991). Untuk merancang pembelajaran, ada dua faktor penting yang harus dipertimbangkan yaitu isi pembelajaran dan strategi penyampaiannya.

Pada masa Covid-19 seperti saat sekarang ini banyak sekali instansi ataupun sekolah sekolah yang masih menerapkan sekolah berbasis daring atau biasa disebut dengan E-learning. Melihat kondisi sekarang ini, para guru ataupun pemerintah harus pandai memutar otak bagaimana pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan baik. Maka digunakan system pendidikan berbasis E-learning dan juga Blended Learning.

Sebelumnya apakah kalian tahu apa itu pembelajaran berbasis E-learning? Apa itu pembelajaran berbasis Blended Learning? Apa saja bentuk kemudahan yang disediakan? Serta bagaimana peran orang tua dalam hal ini?

A. Pembelajaran Berbasis E-Learning

Menurut Waller dan Wilson (2001) Pembelaaran berbasis E-Learning atau menggunakan jaringan ini bermula pada tahun 1970-an. Pembelajaran ini memanfaatkan teknologi web dan juga koneksi internet.

Banyak istilah yang digunakan dalam pembelajaran elektronik/melalui jaringan ini, yaitu On-Line Learning, Internet-Enabled Learning, Virtual Learning, Web-Based Learning, Web Based Distance Education, E-Learning, Web Based Teaching And Learning.

Dari ilustrasi yang disadur dari Newsletter of ODLQC, 2001 sebagaimana tercantum pada bagian awal tersebut di atas, setidak-tidaknya dapat ditarik 3 (tiga) hal penting sebagai persyaratan kegiatan belajar elektronik (e-Learning), yaitu:

  • Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan ("jaringan" dalam uraian ini dibatasi pada penggunaan internet. Jaringan dapat saja mencakup LAN atau WAN - dalam bentuk Website eLearners.com).
  • Tersedianya dukungan layanan belajar seperti CD-ROM.
  • Tersedianya tutorial kepada peserta ketika mengalami kesulitan.
  • Adanya lembaga yang menyelenggarakan kegiatan E-learning.
  • Rancangan pembelajaran yang diketahui peserta didik.
  • System evaluasi terhadap hasil belajar siswa yang baik.
  • Adanya umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara.

Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa pembelajaran elektronik (E-learning) merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan disekolah ataupun lembaga pendidikan lainnya yang memanfaatkan jaringan internet untuk menyampaikan materi pembelajaran secara tidak langsung kepada peserta didik.

Pembelajaran berbasis e-Learning ini tidak semata mata hanya dilakukan di sekolah, namun juga dilakukan diluar sekolah dimana saja dan kapan saja karena pembelajaran ini tersedia secara online. Pembelajaran ini tidak hanya menambahkan pengetahuan siswa, namun juga dapat memudahkan guru dalam proses belajar-mengajar.

Selain itu, semua file tugas yang diberikan oleh siswa bisa langsung terekam dan tersimpan oleh system secara otomatis, dan guru tidak kesulitan mencari data-data nilai siswa jika suatu saat diperlukan.

Secara umum, aplikasi komunikasi di internet terbagi menjadi 2 jenis yaitu sebagai berikut :

1. Synchronus system

Aplikasi yang berjalan secara real time dimana seluruh pemakai bisa berkomunikasi pada waktu yang sama, contohnya: chatting, video conference, dan sebagainya.

2. Asynchronus system

Aplikasi yang tidak bergantung pada waktu dimana seluruh pemakai bisa mengakses ke sistem dan melakukan komunikasi antar mereka disesuaikan dengan waktunya masing-masing, contohnya: e-mail, dan sebagaian.

B. Pembelajaran Berbasis Blended Learning

Blended Learning berasal dari kata blended (kombinasi) dan learning (belajar). Jadi Blended Learning dapat diartikan bahwa pembelajaran yang mencapurkan antara pembelajaran berbasis face to face (tatap muka) dengan pembelajaran berbasis komputer atau online.

Istilah blended learning pada awalnya digunakan untuk menggambarkan mata kuliah yang mencoba menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online. Saat ini istilah blended menjadi populer, maka semakin banyak kombinasi yang dirujuk sebagai blended learning. Dalam metodologi penelitian, digunakan istilah mixing untuk menunjukkan kombinasi antara penelitian kuantitatif dan kualitatif. Adapula yang menyebut di dalam pembelajaran adalah pendekatan eklektif, yaitu mengkombinasi berbagai pendekatan dalam pembelajaran. Namun, pengertian pembelajaran berbasis blended learning adalah pembelajaran yang mengkombinasi strategi penyampaikan pembelajaran menggunakan kegiatan tatap muka, pembelajaran berbasis komputer (offline), dan komputer secara online (internet dan mobile learning).

Pembelajaran berbasis Blended learning berkembang sekitar tahun 2000 dan sekarang banyak digunakan di Amerika Utara, Inggris, Australia, kalangan perguruan tinggi dan dunia pelatihan. Melalui blended learning semua sumber belajar yang dapat memfasilitasi terjadinya belajar bagi orang yang belajar dikembangkan. Pembelajaran blended dapat menggabungkan pembelajaran tatap muka (face-to-face) dengan pembelajaran berbasis komputer. Artinya, pembelajaran dengan pendekatan teknologi pembelajaran dengan kombinasi sumber-sumber belajar tatap muka dengan pengajar maupun yang dimuat dalam media komputer, telpon seluler atau iPhone, saluran televisi satelit, konferensi video, dan media elektronik lainnya. Pebelajar dan pengajar/fasilitator bekerja sama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Tujuan utama jenis pembelajaran ini adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjadi lebih kreatis dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang diterima olehnya saat di sekolah.

C. Peran Orang Tua Dalam Menyikapi Pembelajaran Berbasis E-Learning dan Blended Learning

Orang tua memegang peran terpenting saat anaknya memasuki tahap pembelajaran berbasis elektronik, secara keseharian mereka hanya berada di rumah, pembelajaran dan tugas yang akan dikerjakan oleh siswa hanya di rumah.

Dengan mengontrol anaknya dalam mengerjakan tugas hendaknya anak menjadi lebih giat belajar meskipun dalam kondisi daring, jika orang tua tidak memiliki kendali penuh dalam hal ini, maka hal yang tidakdiinginkan akan terjadi, seperti membohongi kedua orang tuanya dalam pembelajaran.

Oleh karena itu orang tua juga sebaiknya diberikan edukasi oleh sekolah, supaya orang tua juga paham bagaimana tindakan yang mesti dilakukannya untuk mengontrol anaknya dalam belajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun