Sudah sekian bulan covid-19 merajalela. Dari awalnya satu tempat kemudian menjalar ke berbagai tempat di seluruh dunia. Seolah sulit untuk dibendung penyebarannya sehingga tempat yang belum disinggahi seperti tinggal menunggu antrian untuk dijangkiti covid-19 jika obat ataupun vaksinnya belum ditemukan.
Betapa mudah dan cepatnya covid-19 ini menular, sehingga banyak negara menggunakan cara menutup daerahnya dan membatasi pergerakan penduduknya untuk menekan pertambahan orang yang positif covid-19. Banyak usaha yang telah dilakukan untuk memutus rantai penyebarannya, tetapi banyak juga celah yang membuat usaha ini menjadi kebobolan.
Betapapun demikian, orang-orang di dunia medis dan selainnya terus berusaha untuk mencari obat ataupun vaksinnya. Hal ini mau tidak mau harus terus dilakukan demi mengakhiri wabah covid-19 yang kian hari semakin banyak memakan korban.
Setiap penyakit pasti ada obatnya tetapi butuh proses dan waktu untuk menemukannya. Covid-19 ini pun juga sama, membutuhkan proses dan waktu untuk menemukan obatnya.
Dari sekian banyak usaha yang dilakukan untuk menemukan obat covid-19, ada beberapa angin segar yang sekiranya dapat menjadi obatnya. Remdesivir, Avigan, Chloroquine, Kaletra, Kevzara, Carrimycin, dan Losartan merupakan beberapa contohnya, meskipun masih diuji terus efektivitasnya dan efek sampingnya.
Begitupula usaha pembuatan vaksin covid-19 telah dilakukan. Beberapa jenis vaksin yang dibuat tersebut antara lain: vaksin tidak aktif, vaksin RNA dan DNA , vaksin berbasis protein dan vaksin berbasis tanaman. Meskipun pembuatan vaksin tersebut masih belum mencapai tahap akhir, tapi paling tidak dapat menjadi kabar baik tentang harapan kesembuhan dari covid-19.
Tidak ketinggalan pula obat-obatan herbal yang muncul sebagai alternatif untuk menanggulangi covid-19. Diantara obat-obatan herbal tersebut antara lain: HerbaVid-19, Formav-D, Contravid, obat covid-19 ningsih tinampi, VCO (minyak kelapa murni) dan lain sebagainya.
Berbagai usaha menemukan obat atau vaksin untuk mengatasi covid-19 tentunya melalui trial and error. Oleh karena itu tentunya, apapun obat atau vaksin yang dibuat masih memiliki kekurangan jika belum final, sehingga akan terus diperbaiki dan disempurnakan.
Dengan demikian segala obat atau vaksin covid-19 yang ditemukan di saat darurat seperti ini, perlu segera ditindaklanjuti terutama oleh pihak yang berwenang. Kalau memang punya potensi untuk menyembuhkan segera dicek dan diuji. Kalau masih memiliki efek samping segera dicek ulang dan disempurnakan kandungannya atau diatur dosisnya yang tepat atau dikomposisikan dengan bahan lainnya dan seterusnya. Yang pada intinya adalah bagaimana caranya agar segala potensi obat atau vaksin penyembuh covid-19 bisa segera ditemukan dan disebarluaskan untuk menghentikan jatuhnya korban jiwa yang lebih banyak lagi karena wabah ini.
Akhir kata, obat dan vaksin apapun dan dari siapapun, selama memiliki potensi menyembuhkan di situasi darurat seperti ini, seyogyanya dapat segera ditindaklanjuti. Terutama oleh pihak yang berwenang maupun pihak-pihak lain yang terkait dan yang memahami tentang seluk beluk obat dan vaksin. Dengan adanya kerjasama dan tindakan aktif dalam mencari obat dan vaksin covid-19 ini, semoga dapat segera mengakhiri berbagai permasalahan yang muncul di banyak bidang kehidupan karena wabah ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H