Merenungi bom bunuh diri teroris di Jakarta: Di mana kah jalan menuju Surga?
Â
Jika kita membaca literatur yang ada, maka kita akan mendapat bayangan bahwa surga adalah tempat manusia pertama tinggal sebelum diturunkan ke bumi. Surga adalah tempat yang indah tiada tara & tidak dapat dibandingkan dengan segala yang terbaik yang ada di dunia. Surga adalah tempat di mana kita akan merasakan berbagai kenikmatan yang berlipat-lipat dibanding kenikmatan di dunia. Surga adalah tempat di mana kita dapat menuruti & memenuhi segala nafsu yang kita punya untuk dipuaskan berkali-kali tanpa syarat & tanpa batasan. Surga adalah tempat kita melakukan apapun & meminta apapun yang kita inginkan. Surga adalah tempat di mana kita akan melihat hal yang sangat indah yang tidak pernah kita lihat di dunia, mendengar suara yang sangat merdu yang tidak pernah kita dengar di dunia, merasakan puncak kenikmatan yang tidak pernah kita rasakan di dunia, merasakan kelezatan lidah yang tak terkira yang tidak pernah kita rasakan di dunia, merasakan semerbak bau yang menggugah selera paling tersembunyi yang tidak pernah kita rasakan di dunia. Surga adalah tempat merasakan berbagai kesenangan, kegembiraan, & kebahagiaan tanpa diiringi kesusahan, kesedihan, & penderitaan.
Dengan gambaran yang menggiurkan & membumbungkan imajinasi kita, maka tidak heran jika Surga menjadi impian bagi setiap orang di dunia. Jika pilihannya adalah Surga & Neraka, maka tidak ada satu orang pun di dunia ini yang tidak menginginkan Surga. Semua orang pasti ingin masuk Surga & tidak ada yang ingin masuk Neraka. Hanya saja karena keterbatasan kita, kita tidak mengetahui cara/jalan untuk menuju Surga. Tanpa harus berpikir keras, kita semua tahu bahwa cara/jalan menuju Neraka sangatlah mudah, kita tinggal melakukan perbuatan jahat/perbuatan dosa apapun, maka kita akan menjadi calon penghuni Neraka. Tapi bagaimana dengan cara/jalan menuju Surga? Tentunya cara/jalan menuju Surga adalah dengan melakukan hal sebaliknya, yakni melakukan perbuatan baik. Tapi bagaimana dengan klaim teroris yang merasa dirinya telah melakukan perbuatan baik dengan mati syahid di jalan Tuhan melalui bom bunuh diri terhadap orang-orang yang dianggap musuh agama? Jika kematiannya adalah termasuk mati syahid & perbuatan terornya termasuk perbuatan baik, maka akan timbul pertanyaan, mengapa orang yang tidak bersalah juga ikut menjadi korban? Bukankah meneror, melukai, apalagi mematikan orang tidak bersalah adalah perbuatan jahat? Oleh karena itu, jika teroris mengklaim dirinya telah mati syahid di jalan Tuhan, maka di saat bersamaan teroris tersebut juga mati di jalan setan, karena telah melakukan perbuatan jahat terhadap orang yang tidak bersalah.
Dengan demikian, bom bunuh diri yang dilakukan teroris tidak bisa lagi diklaim sebagai jalan menuju Surga karena di saat bersamaan teroris tersebut juga sedang berjalan menuju Neraka. Hal ini disebabkan, bunuh diri adalah dosa besar, apalagi jika bunuh diri dilakukan dengan cara meledakkan diri menggunakan bom di tempat keramaian yang menimbulkan banyak korban jiwa dari kalangan orang-orang tidak bersalah. Bukankah dengan semakin banyaknya korban jiwa dari kalangan orang-orang tidak bersalah berjatuhan, maka dosanya juga akan semakin besar? Jadi bagaimana bisa para teroris dengan bangga & yakin bahwa bom bunuh diri yang dilakukannya adalah perbuatan yang memiliki pahala besar & mendapat balasan Surga serta dikawinkan dengan bidadari cantik jelita? Bagaimana jika yang terjadi adalah sebaliknya, yakni perbuatan yang memiliki siksaan besar & mendapat balasan Neraka serta dilebur ke dalam api Neraka yang panas membara?Â
Dari penjelasan di atas, jika yang menjadi alasan tindakan terorisme adalah untuk memperoleh pahala & meraih Surga, maka para teroris perlu berpikir ulang atas tindakan teror yang dilakukannya. Jangan sampai karena berpikir sempit & berpikir sesat sehingga bukan pahala & Surga yang diperoleh tetapi bisa jadi malah sebaliknya, siksa & Neraka yang diperoleh. Oleh karena itu, sebagai bahan renungan & sebagai pencerahan tentang bagaimana cara/jalan menuju Surga, maka kita harus kembali pada ajaran Agama yang murni, yang menggambarkan dengan jelas cara/jalan menuju Surga yakni dengan memiliki akhlak yang mulia (yakni berperilaku sesuai dengan nilai-nilai & budi pekerti yang luhur) & mencapai tujuan yang mulia (yakni menjadi hamba Tuhan & menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain). Jika kita memiliki akhlak mulia & tujuan mulia, maka balasan Surga tidak hanya kita rasakan di Akhirat, tetapi bahkan bisa jadi, balasan Surga dunia pun akan kita dapatkan. Jadi untuk apa melakukan tindakan terorisme, jika ketika di dunia akan dikutuk oleh semua manusia & ketika di Akhirat akan dikutuk oleh Tuhan? Apakah para teroris sanggup dikutuk di dunia & di Akhirat serta tersiksa lahir & batin atas kutukan ini?
Jika para teroris dapat menyadarkan diri & bangun dari kesempitan & kesesatan berpikirnya, maka sebenarnya Tuhan telah menganugerahkan sesuatu yang berharga pada diri setiap orang, yang dapat digunakannya untuk mencapai kebahagiaan di dunia & di Akhirat. Sesuatu itu adalah potensi diri yang masih terpendam dalam diri setiap orang. Apabila potensi diri tersebut dikenali, diaktualisasikan, & digunakan untuk memberi manfaat bagi banyak orang, maka kita akan menjadi orang yang mulia. kemudian hidup kita akan menjadi semakin sempurna ketika kita juga memiliki akhlak mulia & kesempurnaan itu mencapai puncaknya ketika kita menjadi hamba Tuhan. Dengan demikian, jika memutuskan untuk menjadi teroris & melakukan bom bunuh diri, sebenarnya teroris tersebut telah menyia-nyiakan potensi terpendam dalam dirinya. Potensi orang tersebut menjadi hilang begitu saja tanpa pernah digali & dikenali padahal sebenarnya jika teroris tersebut tidak melakukan bom bunuh diri & insaf atas perbuatan terorismenya, potensi terpendam dalam dirinya berpeluang untuk dapat membuatnya menjadi orang yang berarti & bernilai serta dapat mengantarkannya kepada Surga yang sejati, yakni hidup bahagia di dunia & Akhirat.
Oleh karena itu, daripada teroris menyia-nyiakan potensi terpendamnya dengan melakukan bom bunuh diri & melakukan penghancuran di berbagai tempat, maka bukankah lebih baik mendayagunakan potensi terpendamnya untuk mengabdikan diri pada Tuhan dengan melakukan bermacam kebaikan di berbagai tempat untuk membangun sebuah peradaban dunia yang damai serta peradaban dunia yang menjunjung tinggi akhlak mulia (yakni berperilaku sesuai nilai-nilai & budi pekerti yang luhur) & tujuan mulia (yakni menjadi hamba Tuhan & menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain). Peradaban dunia yang damai serta peradaban dunia yang menjunjung tinggi akhlak mulia & tujuan mulia, telah dirintis oleh para utusan Tuhan selama ribuan tahun perjalanan sejarah dunia ini, tetapi selalu diselewengkan & dirusak oleh orang-orang yang berpikir sempit & berpikir sesat. Tapi dengan perkembangan ilmu pengetahuan & teknologi di jaman modern seperti sekarang, paling tidak orang-orang yang berpikiran maju di berbagai tempat di dunia, dapat menyadari bahwa peperangan adalah jalan yang hanya membawa kehancuran bagi berbagai pihak yang bertikai. & oleh karena itu misi perdamaian & pembangunan di berbagai tempat adalah misi besar kita semua, dalam rangka mencapai visi besar peradaban dunia yang berakhlak mulia & bertujuan mulia yang dapat mengantarkan kita pada jalan menuju Surga dunia maupun Surga Akhirat. Inilah jalan Surga yang selama ini dicari-cari orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H