Mojokerto, Jawa Timur - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya telah berhasil menciptakan inovasi yang memanfaatkan limbah kayu mebel menjadi briket ramah lingkungan. Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin, 15 Juli 2024, di dusun Sengon, desa Kebontunggul, Mojokerto, Jawa Timur.
Proyek ini melibatkan tiga kelompok mahasiswa yang memperagakan proses pembuatan briket kepada para pemuda, tukang kayu, dan pemilik mebel setempat di UD. Sumber Urip yang dikelola oleh Bapak Tajudin. Kelompok KKN R12 menggunakan alat pres yang mereka buat sendiri di kampus sebelum keberangkatan KKN dimulai. Alat ini berfungsi untuk memadatkan serbuk kayu menjadi bentuk briket yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif.
Briket yang dihasilkan diberi nama "Mowo," yang berarti merah menyala. Nama ini dipilih untuk mencerminkan sifat briket saat terbakar. Untuk menjaga kualitas dan menarik minat konsumen, briket "Mowo" dikemas dalam kemasan stand pouch yang menjaga produk tetap kedap udara. Briket ini dijual dengan harga Rp. 15.000 per kilogram, harga yang relatif murah untuk menarik konsumen awal dan sebagai bentuk promosi.
Pada diskusi pasca demonstrasi, Bapak Tajudin, pemilik U.D Sumber Urip, menyuarakan dukungannya terhadap kemajuan inovatif ini. “Pak, limbah serbuk gergaji berlebih yang dihasilkan industri mebel bisa diminimalisir,” tegasnya. Selain itu, ia menyadari potensi besar untuk produksi briket secara ekstensif di tahun-tahun mendatang. “Pada saatnya nanti, kami berpotensi memproduksinya dalam skala besar,” sarannya lebih lanjut.
Mahasiswa KKN Untag Surabaya ini mempunyai visi dalam proyeknya: tidak hanya mengatasi permasalahan limbah kayu mebel namun juga menciptakan prospek ekonomi bagi masyarakat setempat. Mereka mempunyai harapan besar bahwa briket “Mowo”, yang menawarkan harga terjangkau dan kualitas, akan diterima dengan hangat oleh konsumen.
Potensi dan Tantangan
Inovasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan perekonomian lokal. Dengan memanfaatkan limbah yang sebelumnya tidak terpakai, proyek ini membantu mengurangi jumlah sampah dan menciptakan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. Selain itu, produksi briket juga berpotensi menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat.
Namun, tantangan tetap ada, termasuk memastikan kualitas briket yang konsisten dan mengembangkan strategi pemasaran yang efektif. Mahasiswa KKN berkomitmen untuk terus melakukan penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi briket.
Dukungan dari Berbagai Pihak
Kesuksesan proyek ini juga memerlukan dukungan banyak pihak baik pemerintah, swasta, dan masyarakat luas. Pemerintah harus menyediakan peraturan dan dukungan teknis yang mendukung, sementara sektor swasta dapat berkontribusi melalui produksi dan distribusi briket yang kooperatif.
Masyarakat juga mempunyai peran penting dalam mendukung dan menggunakan produk briket ini. Dengan dukungan luas, diharapkan inovasi ini dapat berkembang lebih cepat dan membawa manfaat lebih besar bagi lingkungan dan perekonomian lokal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H