Mohon tunggu...
Moch. Athoillahil Qodri
Moch. Athoillahil Qodri Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Menyukai keramaian

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tip agar Tidak Dimakan Hiu

20 Maret 2024   18:50 Diperbarui: 20 Maret 2024   21:30 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://pin.it/5Qvrv8Swv

"Tolong!" Teriak seekor ikan bernama Nemo karena terjebak jaring. Sebenarnya dia hanya penasaran daerah dekat permukaan. Namun nahas, nasib buruk menimpanya.

Seekor hiu besar datang. Melihatnya, Nemo menjadi tambah takut. 'Terjebak jaring dan dimakan hiu? Yang benar saja!'.

Hiu besar itu semakin mendekat, membuka rahangnya, mengoyak-oyak jaring dengan taring besar nan tajamnya.

'Aku selamat!', Nemo lega. "Terima kasih Tuan hiu!"

"Sama-sama sobat badut kecil," jawab hiu itu dengan suara dibesarkan, "lain kali kau harus berhati-hati. Daerah ini lumayan dekat dengan permukaan laut. Ikan-ikan kecil sepertimu jadi rawan terkena jaring-jaring nelayan. Hahaha..." nasihat hiu kepada Nemo.

"Baiklah Tuan!" sahut Nemo.

Hiu itu lantas berbalik badan, akan meninggalkan Nemo.

"Tuan hiu, bolehkah aku tahu siapa namamu?" Panggil Nemo menahan hiu pergi.

"Namaku Barron," ucapnya berhenti berenang. "Kau bisa memanggilku Ron".

Hiu itu mulai menjauhi Nemo.

Sudah selamat, Nemo kembali pulang ke rumahnya.

***

"Namanya Tuan Barron," sebut Nemo kepada ayahnya dengan semangat. Ia menceritakan bahwa telah bertemu hiu yang baik hati.

"Oh, ya?" Ayah Nemo memasang raut muka biasa saja.

 "Namun, aku heran. Bagaimana bisa ada hiu yang baik. Bukankah mereka predator pemakan daging-daging ikan seperti kita, ayah?"

Ayahnya tertawa.

"Tanyakan saja padanya," ucap ayah Nemo usil.

Nemo jengkel, memalingkan wajah dari ayahnya dan sedikit menjauh.

"Kenapa. Takut?" Ayah Nemo tertawa.

"Baiklah, akan kutanya besok!"

Ayahnya berhenti tertawa, mendekati Nemo. Ayahnya pun berpesan agar tidak membawa teman-temannya kalau ingin menemui Barron. Saat Nemo tanya alasannya, sang ayah menolak akan menjawabnya. Nanti kau tahu sendiri, begitu katanya.

Keesokan harinya, Nemo berangkat menemui Barron. Dia masih bingung memikirkan pesan ayannya kemarin. Kenapa harus datang sendirian? Bukankah bagus kalau teman-temannya tahu bahwa ada hiu yang baik. Dia sudah menolak teman-temannya yang mau ikut saat perjalanan. Tentu saja dengan alasan yang dibuat-buat. Namun satu hal yang membuatnya terkejut, ternyata Barron adalah teman ayahnya kecil. Dia penasaran bagaimana mereka bisa berteman. 'Mungkin aku akan menanyakannya setelah bertemu Tuan Barron'.

Walaupun sudah semangat berangkat, sebenarnya dia tidak tahu tepatnya bisa menemui Barron di mana. Dia juga tidak terpikir untuk bertanya kepada ayahnya, tentu saja karena mereka berteman. 'Bukankah sudah sewajarnya seorang teman tahu tempat tinggal temannya'. Entahlah. Nemo tidak pedulikan itu lagi. Nasi sudah menjadi bubur.

Karena tidak tahu tempat tinggal Barron, Nemo langsung menuju tempat pertama kali mereka bertemu. Ya, tempat di dekat permukaan laut yang rawan.

Setelah lumayan lama berenang, akhirnya dia sampai juga. Sayangnya, di sana tidak ada siapa pun. Ia tak bisa merasakan lega. Nemo berbalik arah ingin pulang.

Tiba-tiba, ia melihat sesuatu yang mengejutkan.

"Tolong!..." Teriak gerombolan ikan bawal dikejar oleh hiu yang tak lain adalah Barron. Ikan-ikan itu langsung di bantai oleh taring-taring besar, lancip nan tajam Barron. Air di sekitar mulutnya merah bercampur darah ikan-ikan itu. Nemo melihatnya ngeri.

Setelah menyantap daging gerombolan ikan bawal, Barron beranjak pergi. Namun, ia enggan karena melihat Nemo.

"Hei, sedang apa kau ikan badut kecil. Di sana bukan tempat bermain sirkus!" Barron mendekat.

Nemo menatapnya agak ketakutan.

"Maaf Tuan Ron, apakah aku boleh menanyakan suatu hal?"

"Hah. Boleh saja. Apa yang akan kau tanyakan?"

"Kenapa kau tidak memakanku kemarin? Sedangkan  ikan-ikan tadi kau makan dengan lahap."

Barron tertawa.

"Ya, karena saru ikan saja tak 'kan buatku kenyang. Ikan kecil bergerombollah yang aku makan, bukan malah satu ekor ikan badut kecil yang terjebak jaring."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun