Mohon tunggu...
Athiyyah
Athiyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

membahas mengenai kemajuan keperempuanan, kesehatan dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pesan Persuasif

14 Juli 2024   12:30 Diperbarui: 14 Juli 2024   12:36 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada banyak aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk memperluas pengetahuan,relasi dan experience yang baru. Namun ada juga aplikasi yang justru memberikan dampak negatif . Salah satunya adalah " dating aps ". Aplikasi ini kerap kali digunakan untuk lebih leluasa dan lebih intens untuk mengenali satu sama lain.  Menurut statista.com pengguna dating apss di Indonesia tahun 2022 mencapai sekitar 63 persen responden.

Apakah hal ini masih bisa dijadikan poin utama untuk mempertahankan hak perlindungan perempuan?

Apakah juga hal ini masih bisa menormalisasi kesejahteraan hidup perempuan harus diutamakan ?

Bagaimana jika ketidaknyamanan dan kemungkinan tidak setara nya intelektual perempuan dan laki-laki justru memang tercipta dari pergaulan dan cara ber relasi yang kurang baik dari perempuan itu sendiri ?

Sesama perempuan tentunya mempunyai insting yang kurang lebih sama-sama memahami satu sama lain. Namun, kehidupan yang baik harus dimulai dan diawali dengan sesuatu yang baik pula. Mempelajari prioritas kebutuhan intelektual, kebutuhan biologis dan juga dalam konteks kebutuhan primer, sekunder dan tersier sangat dibutuhkan sebagai pemenuhan problem solving dimanapun dan kapanpun. Ini yang menjadikan nilai seorang perempuan akan berbeda dan mempunyai personal branding yang bagus ketika bersosial di lingkungan luar.

Ketika kita masih bersekolah di bangku SD, SMP dan SMA tentunya diajarkan mengenai hak dan kewajiban. Belum bisa diperoleh hak seseorang apabila belum dilaksanakan nya kewajiban. Ini lah pola utama yang memaknai istilah " tabur tuai " .  Sebelum menuntut apa yang kamu harapkan, pahami dan pelajari lebih dulu apa yang seharusnya dilakukan.

Mengutip pesan yang disampaikan oleh salah seorang pemuda " Bagaimana perlindungan perempuan bisa diupayakan dan terealisasi dengan baik jika perempuan itu sendiri yang memulai kerusakan relasi dan lingkungan hidupnya. Bahkan bisa jadi kehidupannya juga ikut menjadi rusak ". 

Ada banyak hal yang masih perlu dirubah dari pola kehidupan perempuan, seperti cara berpakaian, cara berbicara, cara berteman atau membentuk relasi dan lingkungan masi harus sangat diperhatikan guna mensejaterakan kehidupan mereka. Seperti yang sudah dijelaskan atas bahwa laki-laki ada makhluk visual, menyukai objek dan relaistis terhadap sesuatu. 

Perbedaan dari perkembangan otak pada laki-laki dan perempuan menjadikan laki-laki mempunyai struktur otak kurang lebih 90% tentang  seks. Maka dari itu, untuk perempuan mulailah untuk merubah pov kehidupan seolah-olah menjadi makhluk yang paling direndahkan. 

Mualilah sesuatu dengan  menilai dari dua sudut pandang. Laki-laki menjadi makhluk visual, maka mulailah menjaga aurat mu. Laki-laki menjadi makhluk obejktif, maka biasakanlah memahami batasan berkomunikasi dengan lawan jenis. Laki-laki menjadi makhluk yang ralistis, maka usahakanlah dirimu menjadi sebaik-baiknya perempuan yang dirindukan oleh syurga nya, menjadi sebaik-baiknya cikal bakal " al-madrasatul ula " untuk anak-anakmu dan " dan al-mar'atus sholihah " untuk pasangan hidupmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun