analisis sentimen bakal calon Presiden menggunakan SMOTE pada Naive Bayes Classifier. Tim PKM-RE ini beranggotakan 5 orang yang terdiri dari Susi Setianingsih (Teknik Informatika), Maria Ulfa Chasanah (Teknik Informatika), Balqist Kharisma Nayu (Kesehatan Masyarakat), Nurmadani Amalia (Teknik Informatika), dan Athira Zahroh Firdausi Ramadhani (Ilmu Politik).
Salah satu tim PKM-RE Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) melakukanTwitter (saat ini bernama X) merupakan salah satu media sosial yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia.Pemakaiannya yang tergolong mudah dan banyaknya jumlah pengguna menjadikan X sebagai salah satu tempat untuk bertukar pikiran atau opini, termasuk menyampaikan opini publik tentang bakal calon presiden Indonesia pada Pemilu 2024 mendatang (Hananto et al., 2023). Opini publik telah banyak digunakan untuk memahami sentimen terhadap suatu topik (Kurniawan, 2020; Kusumawati, Faraby dan Dwifebri, 2021). Selain karena alasan ketersediaan data teks yang semakin banyak, penelitian analisis sentimen juga semakin populer karena alasan kebutuhan untuk mengetahui pendapat publik terhadap topik tertentu contohnya penentuan bakal calon Presiden Indonesia 2024 (Baharuddin et al., 2022).Â
Dalam mengimpelementasikan  model analisis sentimen bakal calon menggunakan SMOTE pada Naïve Bayes Classifier mereka memakai data yang diperoleh dari cuitan twitter. Cara tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat akurasi metode Naïve Bayes Classifier yang sering digunakan dalam penelitian analisis sentimen, dan untuk mengetahui calon yang diprediksi menjadi penentu dalam pemilihan Presiden Indonesia pada Pemilu 2024. Harapannya dengan adanya riset mengenai analisis sentimen bakal calon Presiden menggunakan SMOTE pada Naïve Bayes dapat mengisprasi para lembaga survei politik untuk menggunakan metode ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H