Mohon tunggu...
Zahra Rizky Athira Yasmin
Zahra Rizky Athira Yasmin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Sejarah, Universitas Jember

Menyukai sejarah, musik, dan anime

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengulik Pelaut Makassar dan Hubungannya dengan Suku Asli Australia

10 November 2023   23:11 Diperbarui: 10 November 2023   23:13 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejarah Australia tidak hanya ditandai oleh kontak dengan Eropa, tetapi juga dengan interaksi intensif dengan budaya-budaya Asia. Salah satu kisah paling menarik adalah hubungan jangka panjang antara pelaut Makassar dari wilayah Sulawesi, Indonesia, dan suku Aborigin Yolngu di pantai utara Australia. Jalinan ini, yang terjalin selama berabad-abad, memiliki dampak yang signifikan pada budaya dan perdagangan di wilayah tersebut.

Perjalanan Para Pelaut Makassar ke Pantai Utara Australia

Pada abad ke-17 hingga ke-18, pelaut Makassar memulai perjalanan panjang mereka melintasi Laut Arafura menuju pantai utara Australia. Mereka tidak hanya mencari sumber daya seperti teripang, kulit kura-kura, mutiara, dan tembakau. Tetapi juga menjalin hubungan dengan suku Aborigin Yolngu. Pelayaran ini membuka jalan bagi perdagangan yang saling menguntungkan.

Perdagangan dan Pertukaran Budaya

Pelaut Makassar terlibat dalam perdagangan dengan suku Aborigin di wilayah pesisir utara Australia. Trepan yang diambil dari perairan Australia merupakan komoditas yang sangat dicari dalam perdagangan internasional pada masa itu. Sebagai hasil dari pertukaran ini, pelaut Makassar membawa pulang trepang, sedangkan suku Aborigin menerima barang-barang seperti kain, besi, dan barang dagangan lainnya.

Tidak hanya perdagangan barang, tetapi juga pertukaran budaya terjadi. Pelaut Makassar membawa bersama mereka keahlian navigasi, teknik membangun perahu, dan pengetahuan laut yang sangat dihargai oleh suku Aborigin. Sebaliknya, pelaut Makassar juga memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang lingkungan dan kehidupan suku Aborigin.

Namun, hubungan ini berakhir pada tahun 1906 ketika pemerintah Australia melarang kegiatan nelayan asing

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun