Sejarah Australia tidak hanya ditandai oleh kontak dengan Eropa, tetapi juga dengan interaksi intensif dengan budaya-budaya Asia. Salah satu kisah paling menarik adalah hubungan jangka panjang antara pelaut Makassar dari wilayah Sulawesi, Indonesia, dan suku Aborigin Yolngu di pantai utara Australia. Jalinan ini, yang terjalin selama berabad-abad, memiliki dampak yang signifikan pada budaya dan perdagangan di wilayah tersebut.
Perjalanan Para Pelaut Makassar ke Pantai Utara Australia
Pada abad ke-17 hingga ke-18, pelaut Makassar memulai perjalanan panjang mereka melintasi Laut Arafura menuju pantai utara Australia. Mereka tidak hanya mencari sumber daya seperti teripang, kulit kura-kura, mutiara, dan tembakau. Tetapi juga menjalin hubungan dengan suku Aborigin Yolngu. Pelayaran ini membuka jalan bagi perdagangan yang saling menguntungkan.
Perdagangan dan Pertukaran Budaya
Pelaut Makassar terlibat dalam perdagangan dengan suku Aborigin di wilayah pesisir utara Australia. Trepan yang diambil dari perairan Australia merupakan komoditas yang sangat dicari dalam perdagangan internasional pada masa itu. Sebagai hasil dari pertukaran ini, pelaut Makassar membawa pulang trepang, sedangkan suku Aborigin menerima barang-barang seperti kain, besi, dan barang dagangan lainnya.
Tidak hanya perdagangan barang, tetapi juga pertukaran budaya terjadi. Pelaut Makassar membawa bersama mereka keahlian navigasi, teknik membangun perahu, dan pengetahuan laut yang sangat dihargai oleh suku Aborigin. Sebaliknya, pelaut Makassar juga memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang lingkungan dan kehidupan suku Aborigin.
Namun, hubungan ini berakhir pada tahun 1906 ketika pemerintah Australia melarang kegiatan nelayan asing
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H