Saat ini obesitas menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak. Mulai dari kalangan anak-anak sampai lansia banyak yang sudah mengalami obesitas.Â
Menurut Lestari (2018) Obesitas adalah kondisi penimbunan lemak yang berlebih dan dapat menimbulkan resiko penyakit, sedangkan Obesitas Sentral atau abdominal adalah penumpukan lemak bawah kulit dinding perut dan rongga perut sehingga terlihat gemuk dibagian perut atau Obesitas yang terjadi di sekitar tengah tubuh.Â
Nugroho (2019) mengatakan obesitas yang terjadi pada lansia dikarenakan kecenderungan konsumsi makanan atau minuman yang tinggi karbohidrat. Hal ini berpotensi menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi) pada individu tersebut.Â
Persentase asupan gizi yang defisit tingkat berat pada asupan energi dan karbohidrat dapat mengakibatkan kadar gula yang tidak terkontrol, sehingga dapat berpotensi menyebabkan Hipertensi dan Diabetes Mellitus yang dipengaruhi oleh pola makan.Â
Selain itu, pada lansia obesitas dikarenakan oleh proses fisiologis yang mulai menurun seperti hilangnya massa otot yang mengakibatkan penggunaan energi menjadi berkurang dan berdampak pada jaringan lemak yang akhirnya menumpuk.
Obesitas sentral juga dapat menjadi penyebab terjadinya hipertensi. Hasil penelitian Supriya dkk (2018) menyimpulkan bahwa tingkat kematian lebih tinggi pada wanita obesitas sentral dengan hipertensi.Â
Penelitian yang dilakukan Gao dkk (2016) juga menyatakan adanya peningkatan prevalensi hipertensi dari 28% ke 37% pada kalangan penduduk wanita dewasa di pedesaan Lanzhou, China. Hal ini dikarenakan adanya hubungan antara kelebihan lemak tubuh dan tekanan darah yang juga berhubungan dengan peningkatan bodymass dalam populasi penelitian. Meningkatnya bodymass akan meningkatkan volume darah dan curah jantung yang kemudian mengarah pada meningkatnya aktivitas sistem saraf simpatik.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari terjadinya obesitas. Menurut Azkia (2018) salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengendalikan obesitas dan penyakit kronis lainnya adalah memperbaiki dan menjaga pola makan. Terdapat hubungan kejadian obesitas sentral dengan pola makan dan faktor resiko metabolik (Jain, 2018).Â
Studi yang dilakukan Jain ini menyatakan adanya hubungan antara pola makan, variabel metabolisme dan ukuran obesitas sentral. Pola makan yang tidak baik dapat mengakibatkan obesitas sentral yang lebih parah dan komplikasi metabolik dapat menyebabkan kecenderungan mengalami Penyakit Jantung Koroner (PJK).Â
Sedangkan Blevins dkk (2016) menyebutkan bahwa obesitas sentral dapat meningkatkan asam lambung yang dapat mengiritasi saluran pencernaan sehingga obesitas sentral ini dapat berpotensi mengakibatkan cedera esofagus oleh proses non-mekanik. Hal ini dapat mencerminkan adanya gangguan morfologis pada bagian epitel esofagus. Untuk menghindari hal tersebut sangat dianjurkan  untuk selalu menjaga pola makan yang teratur.
Penelitian Ghani (2016) mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara obesitas dengan penyakit jantung koroner yang disebabkan oleh obesitas dapat meningkatkan kolesterol, tekanan darah, resistensi glukosa, kadar trigliserida, serta penggumpalan darah. Jika terjadi peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida dalam tubuh, hal ini dapat menyebabkan munculnya thrombosis plak pada pembuluh darah yang nantinya dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner.Â
Dengan timbulnya plak akan terjadi penebalan dan penyempitan pada pembuluh darah, hal ini rentan menyebabkan peningkatan tekanan darah pada pembuluh tersebut. Apabila penebalan dan penyempitan pembuluh darah terjadi pada arteri koroner dapat menyebabkan penyakit jantung koroner.Â
Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya penyakit jantung koroner perlu meningkatkan upaya deteksi dini faktor risiko sejak usia dini (Ghani, 2016). Terlepas dari berat badan dan komposisi tubuh yang perlu dikontrol, pelatihan olahraga dibutuhkan sebagai strategi penurunan atau mempertahankan berat badan agar dapat berada pada kondisi tubuh yang optimal (Lavie dkk, 2016).Â
Untuk itu, agar terhindar dari resiko-resiko yang terjadi akibat obesitas, upaya yang dapat dilakukan salah satunya adalah rutin berolahraga untuk meningkatkan kebugaran tubuh dan terhindar dari berbagai resiko penyakit, termasuk jantung koroner. Dalam hal ini olahraga dapat menguatkan otot jantung serta menurunkan tekanan darah karena berkurangnya lemak dalam tubuh.
By : Maliihatul 'Athiifah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H