Mohon tunggu...
Athif Zain Abdullah
Athif Zain Abdullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Belajar di Ilmu Komunikasi, Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Etika Komunikasi Kesehatan Terhadap Penyandang Disabilitas di Klinik Universitas Brawijaya

23 Juni 2023   22:08 Diperbarui: 23 Juni 2023   22:30 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Section dan tenaga kesehatan khusus juga tidak diperlukan karena pasien penyandang disabilitas cenderung membawa pendamping dari luar dan mengenakan alat bantu seperti alat bantu dengar bagi pasien tuna rungu. Teknologi canggih yang sangat membantu dalam memudahkan berlangsungnya komunikasi meski dengan pasien penyandang disabilitas. Kemudian pasien penyandang disabilitas juga adaptif dengan situasi, seperti misalnya membawa alat tulis dan menulis di kertas keluhan secara lengkap sehingga meminimalisir terjadinya miskomunikasi. 

Dalam artikel Communicating with Patients with Disability: Perspectives of Practicing Physicians menyatakan bahwa komunikasi yang efektif dengan pasien penyandang disabilitas sangat penting untuk menyediakan pelayanan kesehatan berkualitas tinggi agar penyedia layanan kesehatan dapat memastikan seluruh kebutuhan pasien tercukupi. 

Merangkum dari jurnal ini, berikut beberapa langkah-langkah yang perlu dilakukan dokter untuk menerapkan etika komunikasi dengan pasien disabilitas:

  1. Bersikap hormat dan tidak menghakimi, penyedia tenaga kesehatan harus memperlakukan pasien penyandang disabilitas dengan baik tanpa diskriminasi dan membuat asumsi tentang kemampuan pasien berdasarkan kecacatannya. 

  2. Sabar dan pengertian, mungkin perlu waktu yang lebih lama sehingga kesabaran dan pengertian sangat dibutuhkan. Adapun kelancaran komunikasi dapat disesuaikan dengan pasien. 

  3. Gunakan bahasa sederhana dan hindari jargon medis. Hal ini sebenarnya tidak khusus ke pasien penyandang disabilitas tapi untuk memastikan agar pasien memahami maksud dokter dengan lebih baik. 

  4. Menyediakan materi tertulis dalam format yang dapat diakses. Ini termasuk menyediakan materi dalam format Braille, cetak besar, atau audio. Lalu menawarkan juru bahasa atau layanan bantuan lebih. Bisa juga mempersilakan pasien membawa pendamping sendiri. 

  5. Bersedia untuk belajar. Ada banyak hal yang harus dipelajari tentang berkomunikasi dengan pasien penyandang disabilitas. Seorang penyedia tenaga kesehatan harus bersedia untuk belajar tentang bagaimana berkomunikasi secara efektif dengan para penyandang disabilitas sesuai etika yang benar.

Secara umum, pelaksanaan etika komunikasi dalam pelayanan tenaga kesehatan Klinik Universitas Brawijaya terhadap pasien penyandang disabilitas telah diterapkan dengan baik. Sekalipun tanpa adanya spesialisasi panduan dan etika. Pengadaan sosialisasi wajib berkala, panduan, dan pedoman etika komunikasi tenaga kesehatan Klinik Universitas Brawijaya terhadap pasien penyandang disabilitas sendiri bisa dipertimbangkan kedepannya. Namun perlu melihat adanya urgensi, terutama jika terjadi peningkatan jumlah pasien penyandang disabilitas yang berobat ke Klinik Universitas Brawijaya.

Meskipun belum ada panduan khusus bagi pasien penyandang disabilitas, perlu diketahui bahwa pihak klinik akan melakukan gebrakan baru jika semakin meningkatnya pasien disabilitas kedepannya. Hal itu telah disampaikan juga oleh drg. Miftakhul Cahyati, Sp. PM, selaku direktur Klinik Universitas Brawijaya bahwa akan selalu memperhatikan tingkat keurgensian pasien disabilitas serta membawanya ke pihak pusat (Rektor Universitas Brawijaya) dalam membuat kebijakan baru. Meskipun tanpa etika komunikasi khusus terhadap pasien penyandang disabilitas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan etika komunikasi dalam pelayanan tenaga kesehatan Klinik Universitas Brawijaya terhadap pasien penyandang disabilitas telah dipatuhi dan diterapkan dengan baik.

(Penulis : Kelompok 4 Etika dan Filsafat Komunikasi C-2 2023)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun