Mohon tunggu...
Athifah Ritza Shafirah
Athifah Ritza Shafirah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pariwisata, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Saya adalah seorang mahasiswa pariwisata dengan hobi menulis, membaca, melukis, dan menggambar.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Melangkah di Jejak Bersejarah: Petualangan Menelusuri Keindahan Braga, Bandung

6 Desember 2023   17:00 Diperbarui: 6 Desember 2023   21:27 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perjalanan Malam Yogyakarta-Bandung. Dokpri

Di malam yang dingin dan sepi, saya memulai perjalanan dari Kota Yogyakarta menuju Kota Bandung. Kereta malam itu, dengan deru mesinnya yang menggetarkan jiwa memasuki Stasiun Tugu Yogyakarta. Kursi-kursi penuh dengan penumpang yang antusias, meskipun angin malam yang menusuk hingga ke tulang membuat kondisi begitu beku. Perjalanan kereta itu berlangsung selama tujuh jam yang panjang. Tidak ada yang bisa mengalahkan sensasi menembus malam dengan kereta, melihat pemandangan yang menyelinap melewati jendela, dengan suara roda kereta yang berdentum seperti musik tidur.

Saat akhirnya matahari mulai mengintip di ufuk timur, kereta itu tiba di Bandung tepat pukul 05.23. Suara ayam berkokok membangunkan kota, jalanan yang masih berserakan dengan keheningan subuh, dan toko-toko yang mulai membuka pintunya satu per satu. Saya melangkah ke jalan layang, melihat manusia-manusia mulai bergerak untuk memulai aktivitas harian mereka.

Suasana Pagi Stasiun Bandung. Dokpri
Suasana Pagi Stasiun Bandung. Dokpri

Braga, jalan bersejarah yang telah menyimpan banyak cerita dari masa lalu, menjadi pilihan pertama saya untuk menjelajahi Bandung. Langkah pertama saya ketika menginjakkan kaki lagi di kota ini membawa saya ke lorong-lorong klasik Braga yang masih memancarkan pesona masa kolonial Belanda. Bangunan-bangunan tua dengan arsitektur khas Belanda menatap saya dengan kemegahannya, sementara aroma kopi yang menguar dari kedai-kedai tradisional mengundang saya untuk melangkah lebih dalam ke dalam sejarahnya yang terpatri kuat. 

Menyusuri Braga, setiap sudutnya terasa mengundang untuk dijelajahi. Saya melangkah masuk ke dalam Museum Konferensi Asia Afrika, sebuah bangunan yang menyimpan memorabilia dan kenangan dari peristiwa sejarah penting pada tahun 1955. Merasakan atmosfer ruang konferensi, saya hampir dapat mendengar gemuruh suara pemimpin-pemimpin dunia pada masa itu. Tidak jauh dari situ, Gedung Merdeka yang megah tampak berdiri tegak. Bangunan yang menjadi saksi bisu perumusan Pancasila ini masih memancarkan semangat kemerdekaan yang begitu kental. Saya tak bisa menahan diri untuk tidak terpesona dengan aura kemegahan dan arti sejarah yang tersemat dalam setiap dindingnya.

Gedung Merdeka. Dokpri
Gedung Merdeka. Dokpri

Jl. Asia Afrika. Dokpri
Jl. Asia Afrika. Dokpri

Icon Braga. Dokpri
Icon Braga. Dokpri

Namun, pesona Braga tidak hanya terpaut pada jejak sejarahnya yang mengagumkan. Kehidupan malamnya yang riuh diisi dengan hiruk pikuk aktivitas pengunjung yang menyerbu kafe-kafe modern, restoran-restoran bergaya, dan toko-toko souvenir yang berjejer rapi. Suasana yang berubah dari masa ke masa memberikan Braga nuansa yang selalu mengalami evolusi, tetapi tak pernah kehilangan pesonanya.

Suasana Bandung Malam Hari. Dokpri
Suasana Bandung Malam Hari. Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun