Pada dasarnya, tiap proses komunikasi hampir selalu melibatkan kebudayaan. Karena komunikasi merupakan sarana transmisi kebudayaan, dan budaya merupakan bentuk, proses, teknik, dan metode sosial dalam kehidupan manusia yang terus membudaya.
PENGERTIAN KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA
Komunikasi bisnis lintas budaya adalah proses penyampaian pesan yang bertujuan mencapai tujuan tertentu dalam konteks bisnis. Ini melibatkan satu atau lebih individu. memahami pengertian komunikasi lintas budaya dan betapa pentingnya meningkatkan kemampuan komunikasi lintas budaya yang dimiliki karyawan, perlu diketahui oleh setiap pelaku usaha dan bisnis. Hal ini tidak terlepas dari komunikasi yang merupakan inti utama dalam setiap kegiatan bisnis. Misalnya saja komunikasi antar korporasi, komunikasi antara sesama karyawan, komunikasi antara perusahaan dan konsumen.
Krusialnya kompetensi lintas budaya dan kemampuan komunikasi lintas budaya semakin penting terutama di era globalisasi yang kompetitif. Perusahaan dan bisnis tidak hanya bersaing dengan kompetitor dalam negeri, tapi juga bersaing dengan perusahaan asing dan memiliki partner, karyawan atau konsumen yang juga berasal dari negara lain.
TUJUAN KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA
Komunikasi lintas budaya bertujuan untuk mengurangi tingkat kesalahpahaman serta ketidakpastian yang bisa menimbulkan konflik lintas budaya Mengutip dari buku Komunikasi Antarbudaya (2021) karya I Made Marthana Yusa, dkk, komunikasi lintas budaya mempengaruhi efektivitas interaksi antarbudaya. Dengan memperbarui serta menyesuaikan hubungan antara komunikator dan komunikan, proses komunikasi lintas budaya bisa berjalan sukses dan efektif. Efektivitas komunikasi lintas budaya akan menciptakan perdamaian serta mampu meredam konflik yang mungkin terjadi di antara masyarakat. Agar tujuan komunikasi lintas budaya dapat tercapai, hendaknya tiap individu dalam kelompok masyarakat berupaya mengembangkan kompetensi atau keterampilan. Kompetensi itu adalah kekuatan kepribadian, kemampuan berkomunikasi, penyesuaian psikologi, serta kesadaran kebudayaan.
Tentunya saat kita berkomunikasi dengan seseorang, terlebih dahulu kita perlu mengetahui latar belakang lawan bicara. Lalu mengapa? Seperti yang kita sendiri di Indonesia tahu, banyak perusahaan asing tapi Indonesia yang tentunya memiliki latar belakang dan budaya yang berbeda dengan kita. Kegagalan negosiasi antar budaya dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya karena lemahnya pemahaman antar budaya perusahaan sehingga menimbulkan banyak kesalahpahaman dalam negosiasi bisnis, atau standar kualitasnya sendiri yang masih rendah di pandangan perusahaan lain.
Selain itu juga terdapat beberapa faktor yang menyebabkan keberhasilan suatu negosiasi bisnis yaitu, pertama membangun hubungan, membangun hubungan adalah aset penting karena kita saling mengenal tentang perbedaan budaya di antara para pihak. Setidaknya kita bisa meluangkan waktu untuk bertemu dengan rekan bisnis. Hubungan bisnis tidak berarti bahwa kita hanya berdiskusi di lingkungan yang sangat formal di sekitar meja rapat.
Namun terkadang ada baiknya kita meluangkan waktu untuk mengenal mitra bisnis kita dan dunia dengan lebih baik.
Kedua, hormati budaya setempat, ikuti beberapa adat setempat, ketika kita ingin berbisnis dengan orang lain selain orang ini, kita juga harus mengikuti adat mereka. Saat kita ingin berbisnis dengan orang lain selain orang itu, kita juga harus mengikuti kebiasaan mereka.
Ketiga, memberikan perhatian kepada pihak lawan. Jika kita ingin bernegosiasi dengan seseorang, kita tidak boleh egois terhadap kepentingan dan tujuan yang ingin kita capai. Kita juga harus mengetahui maksud, tujuan, dan manfaat apa yang ingin mereka ciptakan sebagai hasil dari proses pencapaian hasil negosiasi tersebut. Karena jika tidak mempertimbangkan kepentingan lawan, tidak jarang emosi masing-masing tim negosiasi mengakibatkan negosiasi tidak mengarah pada kesepakatan.
Keempat, ketidaksepakatan, dalam budaya non-kolektivis ketidaksepakatan tentang sesuatu adalah hak yang diperbolehkan dan bahkan diharapkan. Maka dari itu, sebagai negosiator, kita harus sangat berhati-hati ketika melihat ciri-ciri budaya ini, karena budaya non-kolektivis memiliki karakter dan sikap yang kuat dalam penyampaiannya.
TUGAS KOMUNIKASI BISNIS;
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta
Dosen: Nur Asni G. Maulinza, S,Sos,. MM., S.SOS
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H