Mohon tunggu...
Anatashia de ajeng suatmaji
Anatashia de ajeng suatmaji Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

Sekelompok siswa yang sedang membuat tugas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perubahan Cuaca Ekstrim

22 Oktober 2024   09:35 Diperbarui: 28 Oktober 2024   11:09 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

UNTUK MEMENUHI TUGAS BELAJAR MENULIS ARTIKEL PADA BLOG/WEBSITE.

Hari tanpa bayangan atau kulminasi utama di Yogyakarta diprediksi terjadi pada tanggal 13 Oktober 2024, mulai pukul 11.24 WIB. 

 Hari tanpa bayangan merupakan fenomena alam ketika matahari berada di posisi paling tinggi di langit. Peristiwa ini menyebabkan bayangan benda tegak seolah menghilang karena bertumpuk dengan benda itu sendiri."Hal ini disebut juga sebagai gerak semu harian matahati".Fenomena tersebut menyebabkan cuaca pada saat terjadi fenomena lebih panas dan terik daripada cuaca pada hari hari biasanya. Setelah terjadinya fenomena tersebut pada tanggal 15 Oktober 2024 di daerah Babarsari sudah mulai terjadi hujan lebat yang menyebabkan banyak Pohon tumbang. Perubahan cuaca secara tiba-tiba tersebut menyebabkan berbagai penyakit.

Tantangan Kesehatan Akibat Perubahan Cuaca yang Tidak Menentu untuk saat ini, cuaca yang tidak menentu menjadi tantangan serius bagi kesehatan masyarakat. Perubahan cuaca yang ekstrem, seperti panas terik yang tiba-tiba disusul hujan deras dan angin kencang, membuat banyak orang rentan terkena penyakit. Pergantian musim, terutama di masa pancaroba, menjadi periode krusial karena tubuh perlu beradaptasi dengan kondisi yang sangat berfluktuasi. Inilah beberapa tantangan kesehatan yang sering muncul akibat kondisi cuaca tersebut.

1. Peningkatan Penyakit Saluran Pernapasan

Perubahan suhu yang drastis, dari panas ke dingin, seringkali memicu berbagai penyakit saluran pernapasan. Flu, batuk, pilek, serta infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) adalah masalah yang paling umum terjadi. Udara dingin dapat mengiritasi saluran pernapasan, sedangkan kelembapan tinggi selama musim hujan menjadi tempat berkembangnya virus dan bakteri. Kelompok yang paling rentan adalah anak-anak, lansia, serta orang dengan penyakit kronis seperti asma.

2. Penurunan Imunitas Tubuh

Cuaca yang berubah-ubah cenderung memengaruhi daya tahan tubuh. Tubuh harus beradaptasi dengan suhu panas, lalu dingin, dalam waktu yang singkat, yang dapat melemahkan sistem imun. Hal ini membuat seseorang lebih mudah terinfeksi oleh virus dan bakteri penyebab penyakit seperti flu dan demam. Selain itu, tubuh yang sering terpapar kondisi cuaca ekstrem juga rentan terhadap penyakit lain, termasuk penyakit kulit atau alergi.

3. Munculnya Alergi Musiman

Perubahan cuaca, terutama saat pancaroba, sering memicu alergi musiman. Angin kencang yang membawa debu dan serbuk sari (pollen) dari pepohonan dapat menyebabkan reaksi alergi pada individu yang sensitif. Gejala alergi ini bisa berupa bersin-bersin, hidung tersumbat, mata berair, dan gatal-gatal pada kulit. Alergi ini biasanya lebih sering terjadi di daerah perkotaan dengan polusi udara yang tinggi.

4. Dehidrasi dan Serangan Panas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun