DBD) semakin meningkat di Indonesia. Menurut Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), kasus DBD di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2021, terdata 73.518 kasus dengan angka kematian 705 orang dan pada tahun 2022 terdata 131.265 kasus dengan angka kematian 1.183 orang. Pada paruh pertama tahun 2023 sebanyak 42.690 orang terinfeksi DBD dan 317 orang meninggal.Â
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD disebarkan kepada manusia melalui sengatan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, serta dapat menyerang individu dari segala rentang usia. Jika tidak segera ditangani dengan benar, penyakit ini dapat berakibat fatal. Kehadiran nyamuk Aedes aegypti sangat berhubungan dengan kebiasaan manusia di kehidupan sehari-hari. Adanya genangan air yang merupakan tempat berkembangbiaknya nyamuk di dalam dan sekitar rumah merupakan bentuk dari program 3M yang belum terlaksana dengan baik. Selain genangan air, terdapat faktor risiko penularan DBD akibat kebiasaan manusia lainnya yang harus kita waspadai.Â
Lalu, apa saja kebiasaan yang dapat meningkatkan penularan DBD?
-
Menggantung Baju
Menggantung baju merupakan kebiasaan normal yang biasa kita lakukan. Namun, siapa sangka kebiasaan tersebut dapat mengundang DBD. Nyamuk suka beristirahat pada benda-benda yang tergantung, seperti gorden, kelambu, bahkan pakaian. Selain beristirahat, baju yang digantung juga bisa menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. Jika gantungan baju terkena air dan tetap lembab untuk waktu yang lama, akan menjadi tempat yang cocok untuk perkembangbiakan nyamuk. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Sukmajaya, menunjukkan bahwa masyarakat disana terbiasa menggantung pakaian di dinding atau belakang pintu. Kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat sukmajaya tersebut menjadi salah satu sebab anggota keluarga disana terkena penyakit DBD.Â
Begadang
Begadang bisa membuat seseorang lebih rentan terhadap gigitan nyamuk jika mereka berada di luar rumah pada malam hari, terutama jika berada di daerah di mana nyamuk Aedes aktif pada malam hari. Aktivitas di luar pada malam hari dapat meningkatkan risiko terkena gigitan nyamuk Aedes, yang merupakan pembawa virus dengue.Â
Malas membuang sampah
Praktik membuang sampah disini berkaitan erat dengan keberadaan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penular penyakit DBD. Hal ini dikarenakan nyamuk Aedes aegypti dapat berkembang biak di dalam sampah. Tidak adanya pengangkutan yang rutin sehingga sampah lebih lama tersimpan di tempat sampah memberikan peluang bagi nyamuk Aedes aegypti.
Bagaimana, sih, cara untuk mengatasi kebiasaan buruk tersebut?
Cek halaman selanjutnya untuk mengetahui kegiatan apa saja yang dapat dilakukan!
   1. Melipat baju dengan rapih
Baju segera dilipat setelah dijemur lalu disimpan dengan rapi di lemari yang tertutup. Selain itu, baju setelah dicuci setelah dipakai dan jangan menaruh sampai bertumpuk di bak. Hal ini dikarenakan nyamuk Aedes aegypti senang hinggap dan beristirahat di tempat-tempat gelap dan kain yang tergantung. Tempat istirahat yang disukai nyamuk adalah benda yang tergantung di dalam rumah.
   2. Tidur tepat waktu
Mengatur waktu tidur sangatlah penting untuk kesehatan tubuh baik fisik dan juga mental. Tidur tepat waktu dan tidak terjaga sampai larut malam sangat disarankan terutama menggunakan kelambu yang bisa menjadi cara mencegah gigitan nyamuk yang efektif. Tidur menggunakan pakaian panjang dan menggunakan obat nyamuk juga efektif untuk menghindari tubuh kita dari gigitan nyamuk.
   3. Selalu membuang sampah pada tempatnya
Membuang sampah pada tempatnya dapat membantu mengurangi perkembangbiakan nyamuk pada tempat beraktivitasnya masyarakat. Selain itu, perlu juga melakukan pengelolaan sampah dengan melakukan pengumpulan, pengangkutan, dan pengolahan sampah, untuk mencegah sampah berserakan dan genangan air yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Dalam tingkat masyarakat, dapat dilakukan pula gotong royong membersihkan lingkungan sekitar dan menghilangkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi perkembangbiakan nyamuk.
Dengan kesadaran masyarakat dan implementasi solusi yang tepat, diharapkan dapat mengurangi angka kasus DBD dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Perubahan kebiasaan di atas dapat diusahakan perlahan-lahan sampai menjadi perilaku tetap yang baik.Â
Satu Kebiasaan Baik, Ribuan Nyamuk Mati! Ayo, Jaga Kebersihan untuk Berantas DBD! Â
Penulis: Athaya Rofifah Fajriah, Zihan Kamila Maharani, Robiana Modjo
Referensi:
Herawati, A., Febrianti, D., Santoso, D., Brahmastha Arya Putra, F., Gabe Sitorus, G., & Azmi Tasya, R. (2022). Analisis Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD). Journal of Public Health Education, 1(4), 221--228. https://doi.org/10.53801/jphe.v1i4.91
Pemerintah Soroti penularan penyakit demam berdarah dengue (2023) Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Available at: https://www.kemenkopmk.go.id/pemerintah-soroti-penularan-penyakit-demam-berdarah-dengue#:~:text=Kasus%20DBD%20di%20Indonesia%20terus,DBD%20dan%20317%20orang%20meninggal.
Purdianingrum, J., Endah Wahyuningsih, N., Murwani, R., Kesehatan Lingkungan, B., & Kesehatan Masyarakat, F. (2017). Hubungan Praktik Buang Sampah dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Semarang (Vol. 5). http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H