Mungkin ini adalah hubungan paling sehat yang pernah jalani seumur hidup saya, karena untuk pertama kalinya saya tidak menganggap pasangan sebagai dependant tetapi sebagai pasangan, pasangan yang menjadi teman seperjuangan, give and take yang setara, teman hidup, partner, my equal. Saya pernah salah dan menganggap bahwa hubungan adalah intensitas dan saling memiliki, pikiran ini membuat saya memiliki perasaan posesif yang berlebihan, ini adalah tanda hubungan yang tidak sehat. Hubungan pasangan adalah saling menemani untuk mencapai tujuan sendiri dan bersama, bukan hak kepemilikan atas orang lain.Â
Hubungan saya ini dengan pasangan saya juga meningkatkan kualitas hubungan saya dengan anak saya, dengan quality time yang kita miliki bertiga. Pasangan saya adalah orang yang menyukai mainan, apalagi mainan yang anak saya miliki. Kita sering bonding dengan aktivitas permainan dan juga game aplikasi. Karena pekerjaan pasangan saya juga menggambar, anak saya sering menggambar dan ingin memperlihatkannya ke pasangan saya. Ini hanya beberapa dari banyak hal yang kita sering lakukan bersama. Hubungan saya dengan saya sudah baik karena saya tadinya menghindari mendapatkan pasangan karena anak saya adalah prioritas saya, tetapi saya tidak akan pernah menyangka bahwa saya dapat memperindah hubungan saya dengan anak saya, bersama pasangan saya. Double win!
Acceptance and contentment.
Adalah satu kata kunci untuk berdamai dengan diri kita, keadaan dan orang lain. Hanya dengan ini kita dapat mencapai ketenangan, dan melewati kesusahan. Hidup tidak akan sempurna, tetapi kita dapat berpegang kepada acceptance untuk contentment; perasaan dimana kita sudah cukup dengan segala usaha kita dan akan selalu berusaha untuk memperbaiki masalah dan berusaha melakukan yang terbaik untuk membuat keputusan, melakukan hal yang baik atau sesederhana membina hubungan yang baik dengan orang terdekat kita. Kebahagiaan dan kesedihan hanyalah sementara, acceptance dan contentment adalah alat untuk menjalani kehidupan yang lebih kualitas, sifatnya tidak sementara!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H