Mohon tunggu...
Grow Up with Ata
Grow Up with Ata Mohon Tunggu... Freelancer - -

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Salah Jurusan Oh Salah Jurusan

26 Juli 2023   19:00 Diperbarui: 26 Juli 2023   19:11 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gue rasa, salah jurusan sering menjadi topik utama setiap tahunnya pada periode-periode tertentu. Pada saat periode pendaftaran kuliah lebih tepatnya.

Gue sendiri mengerti betul kenapa topik itu selalu dibahas pada platform-platform pendidikan. Sebab, salah jurusan memang masalah yang cukup besar. Gue-pun pernah merasakannya dan itu yang akan gue ceritakan kali ini.

Pada awal mau masuk SMA, gue sebenarnya sudah meminta untuk masuk jurusan IPS, tetapi karena satu dan lain hal dan NEM gue saat itu mencukupi untuk masuk jurusan IPA, berakhirlah gue masuk IPA. Selama 3 tahun masa SMA gue habiskan untuk mempelajari hal yang bahkan gue tidak tahu apa gunanya untuk masa depan. Lebih tepatnya, gue tidak tau pekerjaan apa yang gue minati dengan semua ilmu-ilmu itu. 

Karena ketidaktahuan itu, sepertinya mempengaruhi cara belajar gue. Gue merasa gue udah pernah merasakan tahap dari serius banget belajar sampai rasanya udah ga tau lagi harus apa karena ga bisa ngerti materinya. Jadi kalau ada yang bilang "lo ga serius kali belajarnya makanya ga bisa-bisa", percayalah ... gue udah nyoba. Singkat cerita, gue masuk jajaran peringkat akhir di angkatan IPA SMA gue. Sama sekali bukan hal yang perlu dibanggakan.

Setelah 3 tahun yang penuh ketidakjelasan dalam bidang akademis gue, gue dengan sangat yakin harus mengikuti apa yang gue mau. Gue akan masuk jurusan Soshum pada saat kuliah. Orang tua gue kali ini membiarkan gue untuk memilih sesuai yang gue mau karena gue juga mengemukakan alasan yang cukup kuat. Akhirnya gue mulai belajar sendiri mata pelajaran soshum dari awal, definisi dari awal. Yang mengejutkan adalah ... gue enjoy banget belajarnya. Walaupun gue "tau" gue sangat tertinggal sama anak IPS yang udah belajar 3 tahun full, tapi rasanya gue cuma menikmati aja yang lagi gue pelajarin tanpa mikirin itu.

Ada banyak penyesalan ketika pada akhirnya gue ga masuk universitas yang gue mau. Terlalu banyak kalimat "kalau aja ..." saat membahas ini dan bisa jadi tulisan terpisah nantinya. Tapi ada hal baik yang bisa gue syukuri, saat itu gue punya pendirian untuk harus masuk jurusan yang gue mau. Berakhirlah gue di sini, di jurusan Hubungan Masyarakat. Pecahan ilmu komunikasi yang benar-benar gue minati.

Gue belum tau kedepannya akan seperti apa. Tapi sejauh ini, selama 4 semester ini, gue merasa gue cocok dan menikmati apa yang gue jalani. Masuk ke pembahasan kenapa gue bilang salah jurusan menjadi masalah yang cukup besar...

Ketika di jurusan ini, gue merasa selalu tertarik dengan mata kuliah yang akan gue pelajari kedepannya, gue ngerasa gue bisa semangat bangun pagi untuk mengikuti kelas yang gue rasa menarik, dan gue bisa ngerasa seneng ngerjain sebuah tugas karena gue ngerasa tugasnya seru (kadang gue merasa aneh di sini, tapi itu beneran kejadian), gue benar-benar merasakan kalau tugas-tugas yang gue kerjakan akan bermanfaat untuk gue kedepannya.

Selain dari semua yang gue "rasa" itu, gue juga merasa berubah menjadi orang yang baru. Ada konsep diri gue yang sangat berbeda dibanding gue 3 tahun di SMA. Gue jadi berani untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dosen dengan cukup percaya diri (yaAllah dulu SMA mana gue berani, disuruh maju gemeter karena ga bisa), gue dengan cukup ikhlas menjalani hari-hari kuliah, gue jadi belajar tanpa gue harus maksa diri gue sendiri, gue jadi sering nyatet bukan karena harus tapi karena gue pengen nyatet (ini wah sih buat gue sendiri karena nyatet itu effort), dan yang jelas, gue bisa belajar lebih serius dan lebih "ngena" karena gue tau mau gue apakan ilmu itu.

Bayangkan jika semua orang salah jurusan berada di jurusan yang memang mereka sukai, sebesar apa dampaknya bagi dirinya sendiri dan sektor yang akan dia geluti karena berisi orang-orang yang senang atas apa yang mereka lakukan.

Gue nulis ini punya niat untuk menunjukkan ada beberapa dampak besar atas terjadinya salah jurusan ini, khususnya bagi diri gue sendiri. Adik gue sudah merasakan dampak baik dari pengalaman buruk gue, dia memilih jurusan SMK sesuai yang dia mau dan sudah dipertimbangkan jauh lebih baik dibanding gue saat mau masuk SMA, dan ketika ditanya apakah dia menikmatinya, dia menikmati. Sebuah penghargaan tersendiri bagi seorang Kakak bisa membuat Adiknya tidak mengulangi kesalahan yang telah dia lakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun