Foto
Kesimpulan
     Kesimpulan yang kami peroleh dari hasil praktikum indikator alami asam basa adalah cara membuat indikator alami yaitu dengan cara mencampur semua bahan alami dengan beberapa tetes air dan menggerusnya sampai halus lalu tuangkan ke 3 tempat berbeda. Pada tempat pertama, ekstrak bahan alami tanpa campuran apapun. Kedua, campur ekstrak tersebut dengan larutan HCl dan terakhir, campur dengan larutan NaOH.
     Dengan cara tersebut kita dapat mengetahui apakah bahan alami tersebut dapat dijadikan indikator alami atau tidak. Bahan alami yang cocok dijadikan indikator asam basa yaitu bahan yang mengalami perubahan warna secara signifikan. Contohnya pada praktikum kali ini yaitu, tanaman eforbia yang awalnya berwarna coklat keruh ketika dicampur HCl berubah menjadi jingga. Sedangkan, ketika dicampur NaOh berubah menjadi hijau. Selain itu, pada tanaman bunga kertas yang awalnya berwarna merah muda ketika dicampur HCl berubah menjadi ungu. Sedangkan, ketika dicampur NaOH berubah menjadi kuning.
     Dalam bunga kertas terdapat zat flavonoid, glikosida, fenol, alkaloid, saponin, steroid, tannin dan terpenoid, sedangkan pada bunga eforbia terdapat zat Antosianin. Kandungan zat pada kedua bunga  tersebut dapat merubah warna saat diteteskan larutan bersifat asam maupun basa. Sehingga dapat kita aplikasikan sebagai indikator alami. Sehingga dapat disimpulkan dari ke delapan tanaman yang kami uji, hanya tanaman eforbia dan tanaman bunga kertas yang dapat dijadikan indikator alami.
     Praktikum Indikator Alami memberikan kita kesempatan untuk mengamati indikator alami yang ada di sekitar kita dengan lebih baik. Kami berharap bahwa dengan pengetahuan dan pengalaman yang didapat dari praktikum ini, kita dapat lebih menghargai dan menjaga sumber daya alam dengan lebih baik untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.
Referensi
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/indikator-asam-basa/