Mohon tunggu...
atha rosyada
atha rosyada Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya

saya sangat tertarik dengan dunia seputar psikologi, dan mengupas isu isu remaja atau kontemporer dan melihat dari sudut pandang psikologi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tertawa Sambil Menangis: Memetakan Ambivalensi Afektif Remaja

10 Desember 2023   13:25 Diperbarui: 10 Desember 2023   13:25 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi bagaimana pengaruh lingkungan keluarga maupun teman sebaya dapat mempengaruhi kestabilan emosi dan ekspresi anak. Foto: freepik.com

Proses yang dialami otak tersebut ternyata juga berguna untuk menyeimbangkan dan mengatur emosi yang terombang-ambing tersebut.

Gimana ya strategi regulasi emosi adaptif yang bisa dilakukan remaja?

Beberapa strategi efektif yang dapat diajarkan pada remaja untuk mengatasi ambivalensi emosi, antara lain:

Gambar seseorang berfikir berbagai hal dari berbagai sudut pandang. Foto: pixels.com
Gambar seseorang berfikir berbagai hal dari berbagai sudut pandang. Foto: pixels.com

1. Teknik Reappraisal, tekni ini adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengubah persepsi/sudut pandang dan penilaian terhadap suatu situasi atau peristiwa. Dengan menggunakan teknik reappraisal, seseorang dapat mencoba melihat sebuah situasi atau peristiwa dari sudut pandang yang berbeda atau mencari aspek positif dalam situasi yang sulit. Sebenarnya memang agak sulit, tetapi tujuan dari teknik reappraisal adalah untuk mengurangi stress yang berlebihan, meningkatkan kestabilan emosional, dan usaha mengubah reaksi negatif menjadi lebih positif.

2. Distraksi sehat seperti mendengarkan musik, melukis, atau berolahraga ringan juga efektif guna menenangkan emosi yang sedang meluap. Hindari distraksi negatif seperti merokok, atau minum minuman keras. Untuk itu, ada baiknya kita punya hobi untuk melepas penat ya...

3. Self Talk. Siapa sih yang nggak pernah ngomong sendiri di depan cermin?

Ternyata regulasi emosi dapat dilakukan remaja dalam keseharian dengan self-talk dan refleksi diri sebelum tidur. Strategi adaptif ini akan membantu mengenali, memahami, dan mengontrol perasaan saat dalam situasi yang tidak stabil. Rasa tenang dan lega akan terasa saat kita mengucapkan atau meluapkan apa yang ada di pikiran kita.

Ilustrasi seseorang melakukan self talk untuk melatih pengendalian emosi dan mengenali diri lebih dalam dan jujur. Foto: freepik.com
Ilustrasi seseorang melakukan self talk untuk melatih pengendalian emosi dan mengenali diri lebih dalam dan jujur. Foto: freepik.com

Hal-hal tersebut dilakukan untuk dapat menciptakan reappraisal kognitif, distraksi positif, dan praktik mandiri self-reflection untuk dapat membantu mengatasi ambivalensi perasaan dan emosi pada remaja.

Nah... jadi begitulah bagaimana proses ambivalensi afektif bekerja dalam otak manusia serta dampaknya dalam kehidupan kehidupan remaja. Dalam strategi regulasinya ataupun pencegahannya dapat dilakukan oleh siapapun, utamanya para remaja yang masih banyak atau baru mengalami gejolak emosi terus menerus serta banyaknya tekanan yang diberikan oleh berbagai lingkungannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun