Mohon tunggu...
Atep Afia Hidayat
Atep Afia Hidayat Mohon Tunggu... profesional -

Pemerhati sumberdaya manusia dan lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

5 Tips Usir Galau

14 Februari 2012   11:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:39 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_162678" align="alignleft" width="300" caption="PantonaNews.com"][/caption] Oleh : Atep Afia Hidayat - Kata galau saat ini makin popular saja, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Terutama di kalangan kaum muda usia, seolah tiada hari tanpa kata galau. Untuk memastikan tingkat populeritas kata galau, maka dicobalah penelusuran melalui situs pencari Google, ternyata diperoleh 2.810.000 hits, luar biasa. Sedangkan Yahoo! mencatat 755.000 hits. Kata galau juga kerap tampil di situs jejaring social Facebook dan Twitter.

Lantas, apa yang dimaksud dengan galau itu ? Galau serumpun dengan cemas, namun beda dalam takaran. Dengan kata lain galau adalah gejala cemas. Jika galau dibiarkan maka akan terakumulasi menjadi cemas. Nah, kalau cemas dibiarkan maka akan terkumpul menjadi depresi. Galau adalah suatu kondisi ketika pikiran dan perasaan tidak tenang, tidak menentu dan kurang nyaman. Gejalanya muncul gelisah, bingung, bête, mumet, serba salah, bosan, dan beragam perasaan negatif lainnya, semuanya menyatu sehingga menimbulkan kegalauan.

Galau bisa menimpa siapa saja, baik anak-anak, remaja, dewasa bahkan manula. Namun penyebab kegalauannya tentu saja berbeda dan beragam. Di kalangan remaja hal yang sering menyebabkan kegalauan ialah keberadaan “teman dekat”.

Masa remaja diwarnai dengan mulai munculnya perasaan suka sama lawan jenis, mulai memperhatikannya, mulai memikirkannya, dan tentu saja mulai menggalaukannya. Seorang remaja yang masih SMP atau SMA sering termenung dalam kesendirian, mulai dilanda kegelisahan dan perasaan serba tidak menentu, dilengkapi dengan asa dan harap cemas mengenai ketertarikannya pada lawan jenis.

Galau juga melanda kelompok usia di atasnya, misalnya kalangan mahasiswa, baik karena “kisah cintanya”, krisis identitas yang dialaminya, menyangkut perkuliahan, bahkan ada juga mahasiswa yang galau dengan kondisi bangsa dan negaranya. Ya, galau bisa melanda siapapun, termasuk kalangan Manula yang galau dengan kelanjutan perjalanan hidupnya.

Lantas, bagaimana trik untuk menghalau galau ? Berikut 10 trik menghalau galau yang mudah untuk diterapkan.

Pertama, ketika galau melanda segera alihkan perhatian, ganti chanel. Seperti ketika sedang menonton televisi, ada acara yang tidak disukai, lekas ganti chanel, cari program yang menghibur dan membuat semangat.

Kedua, galau biasanya datang saat sedang sendiri, oleh sebab itu carilah teman. Terutama teman yang bersikap, berkebiasaan, berkata dan berpikiran positif. Teman di sini maksudnya siapa saja yang bisa diajak ngobrol, tukar pikiran, atau curhat.

Ketiga, isilah hari-hari dengan penuh kesibukan yang positif dan produktif. Galau muncul saat ada kekosongan, ada waktu luang, dengan menyibukan diri maka tidak ada kesempatan untuk “diinvasi” dan “diintervensi” galau.

Keempat, sudah terbukti bahwa berolahraga dapat menyehatkan fisik, mental dan pikiran. Dengan demikian, olah raga merupakan penghalau galau yang paling efektif. Sebenarnya yang dimaksud olah raga begitu luas dan beragam. Jenis olah raga yang paling murah, mudah dan meriah adalah jalan kaki. Nah, ketika gejala galau mulai datang, enyahkanlah dengan berjalan kaki, ke mana saja, kalau perlu ajak adik, kakak, teman atau siapun supaya sekalian berbagi rasa.

Kelima, kalau kondisi kegalauan sudah kronis dan sistemik, maka harus ditangani secara profesional, sebab yang terjadi ialah awal depresi, yaitu mulai terjadinya gejala gangguan jiwa.

Dalam menjalani kehidupan setiap orang menghadapi beragam persoalan, baik yang subyektif maupun yang obyektif. Setiap hari dihadapkan pada ketidakpastian yang menimbulkan kegelisahan berkepanjangan dan munculah galau. Oleh sebab itu, cara berpikir harus mendapat perhatian, begitu pula sikap dan kebiasaan dalam menjalani kehidupan. Perlu ada tata kelola dalam berpikir, berperasaan, berkata, bersikap, berbuat dan berinteraksi. Diperlukan acuan atau software yang jelas dan orisinal dalam menjalani kehidupan. (Atep Afia).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun