Mohon tunggu...
Atep Afia Hidayat
Atep Afia Hidayat Mohon Tunggu... profesional -

Pemerhati sumberdaya manusia dan lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Obat Tradisional Bukan Sekedar Alternatif

9 November 2010   03:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:45 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Untuk mengembangkan tanaman obat perlu kerjasama berbagai pihak. Dalam hal ini Departemen Kesehatan telah membentuk Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (SP3T) di 12 propinsi. Sedangkan di beberapa PTN seperti ITB, UGM dan Unibraw telah dikembangkan Pusat Penelitian Obat Tradisional (PPOT). Sejak tahun 2002 UGM telah membuka program diploma ahli jamu, selain itu beberapa rumah sakit juga sudah membuka Klinik Obat Tradisional.

Mulai dari proses produksi bahan baku yang dilakukan oleh petani, pengolahan oleh industri (kecil, menengah, dan besar), pengujian oleh peneliti, sampai proses pemasaran dalam dan luar negeri, perlu disinergikan sedemikian rupa, sehingga terbentuk system agribisnis yang memiliki daya saing di seluruh sub system. Posisi petani sebagai salah satu “pemain” agribisnisnya daya tawarnya harus benar-benar sejajar dengan “pemain” lainnya.

Penutup

Kesadaran terhadap kekayaan sumberdaya alam dan warisan leluhur datang agak terlambat. Padahal tanaman obat atau obat tradisional sudah dikenal dalam peradaban masa lalu, bahkan masih dipertahankan oleh sebagian kecil masyarakat dan tercatat dalam berbagai naskah kuno, terutama yang masih ada di keraton-keraton. Penggunaan temulawak untuk pengobatan misalnya, sebelumnya hanya dipandang sebelah mata. Temulawak hanya akrab dengan masyarakat di pedesaan, atau hanya sebagai bumbu dalam beragam masakan. Setelah seorang ilmuwan Jerman berhasil mengidentifikasi senyawa curcumin dari ekstrak temulawak, yang ternyata berkhasiat untuk meredam penyakit hepatitis, maka posisi temulawak pun segera naik daun. Kasus serupa terjadi untuk tanaman obat seperti bawang putih, mengkudu, daun dewa, benalu tehh, dan sebagainya.

Berbagai jenis tanaman obat sudah dimanfaatkan sejak berabad-abad yang lalu, tersebar di seluruh suku yang ada di Indonesia. Namun yang membuktikan khasiatnya secara empiris atau ilmiah adalah ilmuwan di negara-negara maju. Tidak heran jika ada ilmuwan Jepang yang berusaha memperoleh hak paten dari berbagai tanaman obat yang ada di Indonesia. Bangsa Indonesia ternyata memiliki metode pengobatan tersendiri, yang selama ini dikenal sebagai pengobatan tradisional atau pengobatan yang bukan berasal dari kedokteran barat yang biasanya dikatagorikan sebagai pengobatan modern. Pengobatan tradisional Indonesia bisa berkembang pesat sebagaimana di Cina, terutama jika didukung oleh kebijakan pemerintah dan diakui sebagai mitra sejajar oleh kalangan medis. Jika kondisi tersebut sudah terwujud, maka prospek obat tradisional pun makin cerah. (Atep Afia Hidayat)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun