Mohon tunggu...
Aten Dhey
Aten Dhey Mohon Tunggu... Penulis - Senyum adalah Literasi Tak Berpena

Penikmat kopi buatan Mama di ujung senja Waelengga. Dari aroma kopi aku ingin memberi keharuman bagi sesama dengan membagikan tulisan dalam semangat literasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sederhana

5 November 2020   20:58 Diperbarui: 5 November 2020   21:07 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Denting kebahagiaan terdengar indah dari keluhan para pekerja keras. Keringat mengucur jatuh berderai. Urat-urat tangan membesar seiring perginya jingga ke bilik sore.

Suara tawa membahana. Membuncah ke langit-langit malam. Jangan lupa bahagia. Cinta memaksamu mati dalam senyum. Tenggelam dalam sukacita.

Belajar pada langit yang selalu setia meski hari berganti pagi hingga malam. Kala mendung memeluk duka. Hujan membawa petaka. Angin merusak kenyamanan. Langit tetap cerah memancarkan cahaya biru.

Pastikan langkah kaki hari ini menginjak realita. Merayap di bumi. Mau ke bilik-bilik tua yang padat akan kemiskinan hidup. Moral. Etika. Sosial. Agama. Budaya. Fashion. Bahasa. Kuliner.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun