"Kita harus mencari bapak yang menemukan sumber air ini. Kita harus membuat adat. Tanah Timor sangat ketat kalau berurusan dengan adat. Jadi besok ketika airnya dapat kita akan membuat adat. Jangan main gila dengan adat jika tidak ingin ada di antara kita yang sakit," terang bapa Ose.
Aku heran mendengar celoteh darinya.Â
"Apakah hujan yang tak kunjung datang di Nurobo ini terhalang karena urusan adat? Jika demikian, dosa apa yang telah dilanggar oleh semua penghuni tanah ini. Jika tidak berdamai, apa yang akan terjadi? Entahlah. Itu urusan hati yang harus direfleksikan semua orang," pikirku sambil berjalan meninggalkan sumur yang masih misteri itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H