Mohon tunggu...
Aten Dhey
Aten Dhey Mohon Tunggu... Penulis - Senyum adalah Literasi Tak Berpena

Penikmat kopi buatan Mama di ujung senja Waelengga. Dari aroma kopi aku ingin memberi keharuman bagi sesama dengan membagikan tulisan dalam semangat literasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mawar Satu Hatiku

6 Februari 2019   18:03 Diperbarui: 6 Februari 2019   18:09 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebuah kampung hiduplah seorang ibu dengan anak gadisnya. Ia sangat menyayangi anak semata wayang yang kini menjadi harapan masa depan hidupnya. Pada suatu hari ia melihat ada sesuatu yang berbeda dari tingkah laku anaknya. Biasanya Mawar, nama anak gadisnya, selalu banyak berbicara dan sungguh menyenangkan. Namun, kini semua sukacita yang dimilikinya hilang seketika. Ibu menjadi bingung dengan semuanya.

Suatu malam sang ibu mencoba mendekati Mawar dan memberanikan diri untuk bertanya kepada anaknya perihal sebab-akibat yang menimpanya. Anaknya hanya menangis dan tertunduk lesuh.

Ibu mencoba mendekati Mawar dan mengusap-usap rambutnya.

"Bu, aku sebal banget," bisik Mawar.

"Ada apa sayang?" balas ibu.

"Bu, kini aku sedang dilema berat. Aku memiliki dua kekasih yang mencintaiku. Aku sayang pada kekasih pertamaku. Namun, aku juga sayang pada dia yang datang kemudian dan selalu membuatku bahagia. Aku takut kehilangan keduanya", ungkapnya.

Ibu mengangguk. Mawar berpikir bahwa ibunya bisa memberi masukan atau nasihat. Ternyata sang ibu hanya diam tanpa kata-kata. Ibu menampakkan wajah yang begitu sedih.

Mawar merasa sangat bersalah dengan ibunya. Dia meminta maaf kepada ibunya. Namun, ibu hanya tersenyum dan memegang tangan Mawar.

Dengan penuh kebijaksanaan mengungkapkan isi hatinya. Sayang, maafkan ibu ya. Ibu melahirkan kamu hanya dengan satu hati. Seandainya ibu tahu bahwa cintamu akan seperti ini, sebelum melahirkan ibu akan meminta kepada Tuhan untuk memberikan kamu dua hati. Ya, itulah keterbatasan ibu. Maafkan ibu ya nak. Ibu hanya mau kamu bisa dan secara bijak memilih mana yang terbaik buat hatimu yang ibu berikan itu.

Jagalah satu hati itu. Persembahkan hatimu pada dia yang sungguh-sungguh mau membahagiakan kamu dalam hidup. Ingatlah ibu akan selalu mendukung semua yang kamu mau. Jangan pernah mengecewakan ibu, ya. Dan, yang paling penting jangan pernah mengecewakan hatimu sendiri. Tak ada lagi hati cadangan yang bisa ibu berikan.

Nak, jika kamu mau pakailah hati ibu. Hati ibu akan selalu untukmu. Semuanya asalkan kamu bahagia. Ya, satu pesan ibu, jangan pernah menorehkan tinta hitam di hatimu, nak. Ketika hatimu ternodai pasti hati ibu akan lebih ternodai. Carilah seorang yang bisa menjaga hatimu. Aku mendukung setiap keinginanmu.

Sekian.

Salam, PEACE WAELENGGA

Yogyakarta, 06 Februari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun